Kamis 14 Jun 2012 14:41 WIB

Bank Syariah Harus Bersinergi dengan Induk

Rep: Friska Yolandha/ Red: Heri Ruslan
Salah satu outlet BNI Syariah.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Salah satu outlet BNI Syariah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Agar dapat berkembang dengan baik, bank syariah memerlukan sinergi dengan perusahaan induknya. Sinergi ini dapat dilakukan melalui infrastruktur dan dana pihak ketiga.

"Yang saat ini kami inginkan adalah bagaimana menghabiskan modal secepatnya," ujar Direktur Utama Bank Jabar Banten Syariah (BJBS), A Riawan Amin, usai menjadi pembicara dalam Simposium Nasional sistem Moneter Berbasis Emas di Jakarta, Kamis (14/6).

Menghabiskan modal ini berarti mengembangkan bisnis bank. Untuk dapat berkembang, bank syariah yang pangsa pasarnya masih kecil memerlukan bantuan perusahaan induknya. Jika tidak ada host to host antara induk konvensional dan perusahaan syariah, sulit bagi bank syariah untuk meningkatkan pangsa pasar.

Pada prinsipnya bank umum syariah lebih baik dari segi pembiayaan. Hal ini diasumsikan bank umum syariah lebih cepat mengambil keputusan bila dibandingkan dengan unit usaha. Sangat baik bagi bank syariah, terutama BJBS, untuk bersinergi dengan perusahaan induk untuk mempercepat penyaluran pembiayaan tersebut.

Layanan office channeling merupakan salah satu bentuk sinergitas tersebut. Dengan adanya layanan syariah di bank konvensional, bank syariah dapat meningkatkan dana pihak ketiga. Dana ini dapat digulirkan untuk pembiayaan.

Saat ini gerai-gerai BJBS sudah berdiri di cabang konvensional. Hanya saja jumlahnya sangat sedikit. Gerai ini juga tidak terlalu optimal karena  BJBS masih harus menyediakan sendiri sumber daya insani dan infrastrukturnya. "Yang namanya office channeling adalah semaksimal mungkin memakai infrastruktur yang sudah ada," tambah Riawan.

Hal seperti ini, kata Riawan, harus dihilangkan. Jika tidak bank umum syariah akan kesulitan berkembang dan berpikir lebih baik menjadi unit usaha syariah saja yang jelas dipayungi oleh induk.

Riawan berharap dengan adanya sinergi dengan induk akan meningkatkan dana murah (kassa). Jika dananya tidak murah, kata dia, maka pembiayaan akan menjadi mahal. Dan apabila pembiayaan mahal, bank kesulitan mengembangkan pasar.

Ia juga berharap dapat mengembangkan aset di akhir tahun. Meskipun akhir tahun tinggal enam bulan lagi. Aset BJBS saat ini adalah Rp 2,8 triliun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement