REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA –- Menteri Koordinator Perekonomian, Hatta Rajasa, mengatakan perusahaan energi Royal Dutch Shell memiliki komitmen untuk menanam investasi, terutama di terminal gas terapung Blok Masela, Laut Arafura. Komitmen itu untuk mengembangkan infrastruktur logistik dan gasifikasi di blok tersebut.
Ia mengatakan Blok Masela akan dikembangkan sampai 20 miliar dolar AS. “Tahap pertama mungkin sekitar 15 miliar dolar AS, ditambah terus dan akan lebih dari 20 miliar dollar AS,” katanya saat ditemui di Kantor Presiden, Kamis (7/6).
Penambahan investasi di Blok Masela itu tak lain, karena Shell berencana untuk meningkatkan kapasitas floating LNG-nya dari 2,5 juta ton menjadi 6 juta ton. Menurut Hatta, pihak Shell telah meminta kepada pemerintah untuk mempercepat plan of development. Sebab, mereka merasa selama ini pembangunan di kawasan tersebut lambat.
Dengan permintaan dan rencana investasi yang akan ditanamkan itu, ia menyakini akan banyak menguntungkan Indonesia. “Buat kita itu jauh menguntungkan karena lebih itu lebih banyak banyak masuk ke domestik kita dan dia melakukan investasi secara bertahap sampai lebih mencapai 20 miliar dolar AS,” katanya.
Menurutnya, dengan investasi yang ditanamkan Shell maka diperkirakan pada 2013 terminal gas terapung Blok Masela itu bisa mulai dibangun. Pada 2018 dan 2019 diharapkan bisa mulai bekerja dan menghasilkan gas. “Itu gas pertama dan kita harapkan memproduksi 6 juta ton,” katanya.
Menteri ESDM, Jero Wacik, membenarkan hal tersebut. “Sudah dibahas bagaimana rencananya dan mereka minta plan of development dipercepat jangan dipersulit” katanya.
Ia mengatakan Shell sudah lama berinvestasi di Indonesia. Sekarang, ada proyek besar sekali di Blok Marsela yang menyimpan banyak gas. Presiden, lanjutnya, menekankan jika pemerintah mendapatkan gas saat ini maka ekonomi bisa terus membaik dan kebutuhan domestik akan gas bisa terpenuhi.