Senin 21 May 2012 10:10 WIB

Pengusaha Protes Larangan Impor Buah

Rep: Dwi Murdaningsih/ Red: Hafidz Muftisany
Buah lokal kalah saing dari buah impor. Ilustrasi
Foto: .
Buah lokal kalah saing dari buah impor. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA –Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Tutum Rahamta, mengungkapkan keberatan dengan salah satu aturan dalam permendag tentang larangan impor buah dan sayur. Beberapa poin menyebutkan peritel tidak diizinkan untuk mengimpor buah dan sayur secara langsung, namun harus melalui tiga distributor.

Tutum merasa terganggu dengan diwajibkannya ritel untuk membeli barang yang disediakan oleh distributor. Menurutnya, hal itu akan memperpanjang rantai distribusi sehingga harganya menjadi lebih mahal.

Selama ini, ritel memang mengimpor beberapa jenis produk tertentu secara langsung dari luar negeri tanpa melalui distributor. "Tidak ada korelasinya kami beli dari distributor dengan tujuan yang ingin dicapai (untuk melindungi petani dan konsumen)," ujar Tutum, akhir pekan lalu.

Padahal, kata dia peritel hanya mengimpor sekitar 30 persen buah dan sayur secara langsung. Sisanya, peritel bekerjasama dengan suplier importir. Artinya, 70 persen tersedianya produk buah dan sayur disediakan oleh importir yang sudah memiliki kerjasama langsung dengan ritel.

Pemerintah mewajibkan ritel untuk membeli dari distributor karena khawatir ada ritel yang menjual buah dengan harha murah karena produk yang dijual tidak berkualitas baik. Dikhawatirkan, produk yang dijual berasal dari dumping atau buangan dari negara lain yang tidak laku dijual disana.

Sekjen Aprindo Satria Hamid menambahkan selama ini peritel yang mengimpor langsung dari luar negeri justru bisa mendatangkan produk yang berkuatitas. "Kami tahu kebutuhan konsumen, dan kami mendapatkan barang sesuai pesanan yang disepakati," ujar Satria.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement