REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ulama memiliki peran penting untuk menyosialisasikan industri syariah di Indonesia. Melalui ulama diharapkan sosialisasi industri yang baru seumur jagung ini dapat berkembang semakin pesat.
Sayangnya sedikit sekali ulama yang memahami betul mengenai industri syariah. Hal ini mengakibatkan ulama sulit menyampaikan kepada masyarakat terkait pentingnya industri tersebut. "Peran ulama dalam sosialisasi asuransi syariah sangat besar," kata Ketua I Ikatan Ahli Ekonomi Indonesia (IAEI), Agustianto, Jumat (11/5).
Hal tersebut tidak bisa diabaikan. Ulama merupakan salah satu ujung tombak perkembangan asuransi syariah di Indonesia. Seperti yang disampaikan Rasulullah dalam haditsnya, kata Agus, yaitu ada dua kelompok penting dalam masyarakat yang jika kelompok ini baik, maka masyarakatnya akan menjadi baik pula. Mereka adalah pemerintah dan ulama.
Baik industri dan regulator dinilai kurang memberi porsi untuk sosialisasi industri syariah kepada ulama. Padahal kesempatan penyampaian ke masyarakat cukup besar.
Untuk itu perlu adanya pemberdayaan ulama di bidang ekonomi syariah, agar pemahaman para ulama terhadap sektor ini betul-betul baik. Sehingga ulama pun bisa menyampaikan pentingnya ekonomi syariah kepada masyarakat.
Tidak semua ulama paham akan ekonomi syariah. Ulama bukan yang memahami bagian perekonomiannya. Untuk itu para ulama perlu diberi pemahaman lebih terkait sistem ekonomi baru ini.
Agus mengatakan hal ini sudah dilakukan beberapa waktu lalu di Medan. Pihaknya memberikan workshop kepada para ulama, terkait penting dan seperti apa bentuk ekonomi syariah ini. Hasilnya cukup menggembirakan. Para ulama terbuka wawasannya dalam memberikan ceramah pada masyarakat. "Jadi ulama kini tidak hanya memberikan wawasan ibadah saja, tapi juga hal lain yang masih berhubungan dengan ibadah," kata Agus.
Workshop selalu dilakukan oleh institusi-institusi terkait. Misalnya saja Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) bekerja sama dengan Bank Indonesia untuk memberikan pelatihan dan wawasan pada ulama soal ekonomi syariah. Diharapkan workshop ini bisa terus dilakukan secara rutin agar ekonomi syariah sampai ke hati masyarakat dan menjadi sistem ekonomi yang digunakan di masa depan.
Sosialisasi selalu dilakukan ulama di berbagai waktu dan kesempatan. KH Didin, misalnya, selalu sempat memberikan pengetahuan soal industri syariah, baik perbankan maupun asuransi syariah di sela khutbahnya. "Saya selalu mengajak masyarakat untuk menaruh perhatian kepada industri syariah," ujar KH Didin.
Para ulama selalu berupaya untuk memaparkan mengenai keuntungan menggunakan metode syariah di industri baik perbankan maupun asuransi. Sosialisasi ini harus sejalan dengan produk-produk yang dapat diterima oleh seluruh lapisan masyarakat. Produk syariah diharapkan jangan hanya dapat digunakan untuk masyarakat di kalangan atas saja, tetapi masyarakat dominan di Indonesia.
Sosialisasi ini juga tidak hanya dilakukan sendiri oleh ulama, kata Didin, tetapi harus juga didukung oleh pelaku industri sendiri serta pemerintah. "Apabila dilakukan bersama-sama, ekonomi syariah akan berkembang jauh lebih cepat," tutur Didi