REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Astra International optimis bisa tetap berjaya meskipun banyak kebijakan yang dianggap kontraproduktif di sektor otomotif. Ketua Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), yang juga direktur Daihatsu, Sudirman Maman Rusdi, mencontohkan kebijakan kenaikan uang muka kendaraan yang dikenakan mulai Juni diperkirakan bisa menurunkan angka penjualan mobil.
Penjualan mobil, diperkirakan akan turun dari target semula 940 unit menjadi sekitar 875 unit saja. Namun, Presiden direktur Astra Grup, Prijono Sugiarto, tidak khawatir akan banyak berpengaruh pada kinerja Astra. Ia menungkapkan sektor otomotif dan non-otomotif kini sudah 50:50.
"Astra tak lagi 82 persen di otomotif. Kalau ada yang kurang di satu divisi, akan kita genjot di divisi yang lain," ujar Prijono, Jumat (27/4).
Direktur Utama PT Toyota Honda Motor (THM), Johnny Dharmawan, mengungkapkan isu pembatasan BBM juga cukup berpengaruh pada kinerja otomotif. Namun, ia menganggap hal tersebut berdampak sesaat saja. Ia menuturkan Astra tetap mempersiapkan diri dalam hal produktivitas. "Outlet juga akan diagresifkan untuk persiapan satu juta unit," kata dia.
Joko Pranoto, direktur united tracktors, salah satu anak perusahaan Astra Grup, mengungkapkan sudah mulai mengakuisisi untuk ekspansi di industri batu bara agar kapasitasnya meningkat. Selama tiga bulan pertama, kapasitas produksinya telah mencapai 1,5 juta ton. Meningkat 50 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya 1 juta ton. Hal ini, menurut dia cukup bisa menopang kinerja Astra Grup.