REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi di bulan Maret sebesar 0,07 persen. Dibandingkan bulan yang sama dua tahun lalu, inflasi kali ini mencatat angka tertinggi. Kepala BPS, Suryamin mengungkapkan di bulan Maret thaun 2011 dan 2010, Indonesia bahkan mengalami deflasi. Pada tahun 2010, tercatat deflasi sebesar 0,14 dan tahun 2011 tercatat deflasi 0,32.
Suryamin menuturkan isu kenaikan BBM turut mendorong inflasi. Untungnya, Indonesia terbantu dengan adanya musim panen sehingga inflasi tidak terlalu tinggi. “Ada kenaikan harga barang sehingga di bulan ini tidak terjadi. Kalau harga normal, ya terjadi deflasi,” ujar Suryamin dalam jumpa pers di kantornya, senin (2/4).
Dari 66 kota Indeks Harga Konsumen (IHK), 34 kota mengalami inflasi dan 32 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Ambon 1,33 persen dan terendah terjadi di Malang 0,01 persen. Sedangkan, deflasi tertinggi terjadi di Jayapura 1,44 persen, terendah terjadi di pekanbaru 0,03 persen.
Kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau mengalami kenaikan indeks sebesar 0,46 persen. Kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,20 persen. Kelompok sandang 0,15 persen, nkelompok kesehatan 0,16 persen. Kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga menyumbangkan 0,07 persen dan kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan 0,1 persen. Kelompok bahan makanan mengalami deflasi 0,33 persen.
Inflasi di bulan Maret, menurut Suryamin tidak wajar. Bila harga-harga normal, di bulan Maret seharusnya Indonesia mengalami deflasi. “Meskipun ngka 0,07 termasuk kecil, tapi peningkatan ini dibandingkan tahun lalu sangat besar. Dua tahun lalu, kita emngalami deflasi,” ungkapnya.