Jumat 30 Mar 2012 21:08 WIB

BNI Syariah Belum Garap Potensi Nasabah Kaya

Rep: Nur Aini/ Red: Chairul Akhmad
Salah satu outlet BNI Syariah.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Salah satu outlet BNI Syariah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – BNI Syariah belum berencana membuka layanan priority banking atau layanan prima yang khusus diberikan kepada nasabah dengan tabungan berjumlah besar.

Meski berpotensi menaikkan Dana Pihak Ketiga (DPK) dari dana mahal, BNI Syariah memilih ekspansi jaringan kantor cabang dibandingkan membuka layanan untuk nasabah kaya tersebut.

Direktur Bisnis BNI Syariah, Bambang Widjanarko, mengatakan nasabah dengan tabungan lebih dari Rp 1 miliar mendapat layanan yang berbeda dari nasabah lain. Akan tetapi, layanan tersebut tidak diberikan oleh unit khusus layaknya di bank induk. "Kami belum punya priority banking tapi kalau tabungan agak besar mendapat layanan yang lebih," ujarnya, Jumat (30/3).

Layanan berbeda tersebut seperti pelayanan diberikan langsung oleh unsur pimpinan bank. Nasabah juga dilayani di ruang khusus. "Tapi, belum ada sampai ke pelayanan wealth managemen," ungkapnya.

Bambang mengungkapkan nasabah prioritas di BNI Syariah berasal dari bank induk. Sebelum berpisah, BNI Syariah memiliki layanan priority banking atau layanan prima sama seperti bank induk. "Sekarang tidak tambah lagi, hanya melayani nasabah existing (ada)," ungkapnya.

Tahun ini, BNI Syariah akan membuka 11 kantor cabang dan 49 kantor cabang pembantu. Selain itu, dibuka 12 outlet mikro dan 44 outlet mikro pembantu. Untuk membangun kantor cabang tersebut, BNI Syariah berinvestasi dari Rp 1,5-2 miliar per kantor.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement