Senin 26 Mar 2012 15:44 WIB

Jelang BBM Naik, Harga Sembako tak Terkendali

Rep: Sefti Oktarianisa/ Red: Hafidz Muftisany
Sembako di pasar
Foto: Prayogi/Republika
Sembako di pasar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pemerintah harus fokus menjaga stabilitas harga bahan pokok di masyarakat. Pasalnya kenaikan bahan bakar minyak 1 April nanti, sudah merambat pada kenaikan harga bahan pokok sekarang 30 sampai 50 persen.

"Pemerintah harusnya tetap fokus dalam menjaga stabilitas harga dan menjaga daya beli masyarakat,” tegas anggota Komisi IV DPR RI Rofi Munawar, Senin (26/3). "Jika memang tidak ada hubungannya kenaikan BBM, seharusnya kenaikan bahan pokok tidak perlu terjadi di banyak daerah,"

Di Pasar Rawa Badak, Jakarta Utara, misalnya, harga beras dan cabai mulai merangkak. Rofi mengatakan harga beras Rojo Lele, kini di­jual seharga Rp 10 ribu per kiloghram. Menurutnya, sejak se­bulan lalu, harganya terus me­rang­kak dari Rp 7.500. Begitu pu­la beras jenis lain, rata-rata ju­ga mengalami kenaikan antara 20 hingga 30 persen.

Hal senada juga terjadi di Pasar Kreo, Tangerang. Harga cabai mengalami kenaikan mencapai lebih dari 50 persen. Selain itu harga bawang merah dan putih juga turut mengalami kenaikan. Harga bawang putih saat ini mencapai Rp 20 ribu per kilogram naik sekitar Rp 4 ribu dari dua minggu sebelumnya.

“Pengalaman selalu mengajarkan kepada kita menjelang hari raya maupun rencana kenaikan BBM bahwa dipastikan diikuti, dibarengi, bahkan didahului oleh kenaikan harga sembako,” jelasnya lagi. Harga bahan pokok tidak hanya ditentukan oleh alur distribusi dan mekanisme transaksi ekonomi semata, namun juga kondisi psikologi dan sosial.

Jika dibiarkan terus menerus, ia percaya spekulan bakal muncul dan memanfaatkan kondisi ini untuk keuntungan sendiri. “Pemerintah tidak boleh menutup mata atas kondisi kenaikan ini, harus bergerak cepat dan antisipatif,” tegasnya.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) memprediksi inflasi akan mengalami kenaikan sebesar tiga persen akibat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Sedangkan, Gubernur Bank Indonesia (BI) Darmin Nasution mengatakan laju inflasi pada akhir tahun bisa mencapai 6,8 persen, apabila BBM dinaikkan sebesar Rp 1.500 per liter dan kenaikan tarif tenaga listrik (TTL) jadi diberlakukan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement