REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Abon ikan tuna yang diproduksi industri rumah tangga Khasna Food di Dusun Kayen, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), mampu menembus pasar Asia. "Abon ikan tuna ini banyak dicari dan digemari, karena kandungan Omega 3 dan Omega 6 sangat tinggi. Selama ini kami banyak mendapat pesanan dari beberapa negara, seperti Malaysia, Singapura, dan Jepang," kata pengelola Khasna Food, Nurul Indah Khasanah di Sleman, Senin (19/3).
Menurut dia, abon ikan tuna merupakan cikal bakal abon yang terbuat dari ikan yang saat ini banyak dikembangkan di kalangan masyarakat, seperti abon ikan lele atau nila. Biasanya abon itu berbahan baku daging ayam maupun sapi. "Kami memproduksi pertama kali abon ikan tuna pada 1997, dan merupakan abon pertama yang berbahan baku dari daging ikan," katanya.
Ia mengatakan dipilihnya ikan tuna karena kandungan Omega 3 dan Omega 6 sangat tinggi. Selain itu, kandungan daging ikan tuna juga tergolong banyak. Nurul mengatakan, pertama kali memasarkan produk abon ikan tuna tidak mudah, karena bagi lidah masyarakat Yogyakarta masih tergolong asing.
"Dulu kami tawarkan di pasar traditional, tetapi tidak laku karena aroma amisnya. Ini yang membuat kami berfikir supaya melakukan perubahan kemasan dan rasa," katanya. Ia mengatakan setelah melakukan perubahan pada pengemasan dengan bungkus yang moderen, abon ikan tuna mulai banyak dipesan dengan variasi rasa, yaitu asin, manis, dan pedas.
Menurut dia, proses pembuatan abon ikan tuna sama dengan abon lainnya, bedanya hanya pada proses penghilangan bau amis pada ikan tuna. "Ada treathment khusus untuk menghilangkan bau amis, yakni dengan resep tradisional jahe dan daun salam. Ini yang berbeda dengan abon lainnya," katanya.