Rabu 14 Mar 2012 05:32 WIB

Ketegangan Iran dan Kecemasan AS Picu Kenaikan Harga Minyak Dunia

Ekspor Minyak Iran
Foto: presstv
Ekspor Minyak Iran

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON---Menyusul data ekonomi global yang optimis dan ketegangan Iran, serta kecemasan pedagang yang menunggu keputusan kebijakan moneter terbaru dari Federal Reserve AS, harga minyak dunia merangkak naik.

Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April, bertambah 82 sen menjadi 107,16 dolar AS per barel.

Minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan April naik 1,14 dolar AS menjadi 126,48 dolar AS di London pada akhir perdagangan sore.

Pada Selasa, semua mata tertuju pada Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) bank sentral AS, yang tidak mungkin beranjak dari sikap kebijakan moneter longgar, meskipun pasar pekerjaan Amerika membaik.

"Investor sedang menunggu pernyataan FOMC, pada 18.15 GMT," kata analis GFT, David Morrison.

"Tidak banyak yang diharapkan yang keluar dari ini, meskipun investor berharap bahwa Ketua The Fed Bernanke mungkin mengisyaratkan tentang stimulus moneter lebih lanjut ketika ia berbicara besok."

"Namun sekarang ini tampaknya kurang mungkin mengikuti laporan pekerjaan AS pada Jumat yang lebih baik dari perkiraan."

Harapan untuk konsumsi minyak mentah lebih tinggi terangkat setelah data minggu lalu menunjukkan bahwa ekonomi AS menambahkan lebih dari 200.000 pekerjaan untuk ketiga bulan berturut-turut pada Februari. Amerika Serikat adalah pengguna minyak terbesar di dunia.

Menjelang keputusan suku bunga Fed, data AS bahwa penjualan ritel AS tumbuh 1,1 persen pada Februari dari Januari, kenaikan tertinggi dalam lima bulan.

Minyak juga mendapat dukungan dari berita bahwa kepercayaan investor Jerman melonjak ke tingkat tertinggi selama 21 bulan pada Maret, di tengah optimisme bahwa ekonomi terbesar Eropa itu dapat terhindar dari kondisi terburuk krisis utang zona euro.

Indeks ekspektasi ekonomi dari lembaga riset ZEW naik 16,9 poin pada Maret menjadi berdiri di plus 22,3 poin, tingkat tertinggi sejak Juni 2010, organisasi mengatakan dalam sebuah pernyataan, Selasa.

Minyak mentah berjangka telah jatuh pada Senin karena investor cemas atas kekuatan dari permintaan di seluruh dunia menyusul data ekonomi lemah di China, yang merupakan negara konsumen energi terbesar dunia.

"Harga berbalik dari kerugian kemarin dan dikoreksi lebih tinggi pada Selasa, didukung oleh keuntungan di pasar ekuitas global dan sentimen pasar yang lebih baik setelah data ekonomi Jerman kuat," kata analis Sucden, Myrto Sokou.

"ZEW ... menunjukkan tanda-tanda menggembirakan tentang prospek ekonomi Jerman dan meningkatkan selera risiko," tambahnya.

Di tempat lain, pedagang terus mengawasi ketegangan antara produsen minyak mentah utama Iran dan Barat, kata analis.

Menteri Perminyakan Kuwait Hani Hussein pada akhir pekan mengatakan bahwa ancaman Iran untuk menutup Selat Hormuz, saluran untuk seperlima dari pasokan minyak dunia, adalah penyebab utama kekhawatiran.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement