REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan, Agus Martowardojo, mengatakan penggunaan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pada 2012 bisa melampaui target. Kenaikannya diperkirakan sebanyak 3 juta kiloliter dari target sebesar 40 juta kiloliter.
"Kita perkirakan itu akan mencapai 43 juta kiloliter," ujar Agus saat ditemui wartawan di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa.
Karena itu, pemerintah akan mengajak DPR mendiskusikan rencana melebarkan kuota volume penggunaan BBM dalam RAPBN-P 2012. Menurut Agus, harga minyak dunia yang saat ini sedang melambung tinggi menjadi pertimbangan pemerintah. Apalagi, penggunaan BBM bersubsidi selalu melampaui kuota volume yang telah ditetapkan.
"Pertumbuhan ekonomi di negara-negara cenderung turun dan harga minyak dunia cenderung naik. Jadi, kita mesti merespon dengan melakukan APBN-P," ujar Agus.
Ia memaparkan perkiraan realisasi volume pada 2011 dari hasil distribusi badan usaha penyalur BBM bersubsidi mencapai 41,7 juta kiloliter sebelum dilakukan audit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Angka tersebut meningkat dari asumsi yang ditetapkan dalam APBN 2010 sebesar 38,5 juta kiloliter dan APBN Perubahan 2011 yang tercatat sebesar 40,49 juta kiloliter.
Kelebihan kuota tersebut yang membuat pemerintah akan membayar kelebihan subsidi BBM yang telah ditetapkan sebesar Rp 129,5 triliun. Anggarannya dipersiapkan dalam RAPBN-P 2012. "Pembayaran kekurangan subsidi BBM akibat kelebihan volume konsumsi akan didasarkan audit dan kekurangannya akan dibayarkan pada APBN-P 2012," ujar Menkeu.