Senin 27 Feb 2012 19:19 WIB

BBM Naik, Perajin Tempe Ikut Resah

Tempe (Ilustrasi)
Tempe (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI - Jika kenaikan harga BBM diberlakukan, bukan hanya sektor transportasi yang terkena dampak, ratusan pembuat tahu tempe di Kota/Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat pun iku resah. Sederhana saja, biaya produksi akan meningkat dan menurunkan daya jual tempe.

"Saat ini minat pembelian tempe dan tahu menurun hingga 15 persen dan jika naik harga BBM bisa berimbas kepada naiknya harga produksi tempe dan tahu," kata Manajer Koperasi Tahu Tempe Indonesia (Kopti) Sukabumi, Muhammad Badar, kepada wartawan, Senin.

Dengan rencana kenaikan harga BBM ini ratusan pengrajin tahu dan tempe khawatir bisa memperburuk kondisi penghasilan mereka dan khawatir akan gulung tikar.

Berdasarkan data Kopti Sukabumi, jumlah pengrajin tahu tempe di Kota/Kabupaten Sukabumi mencapai 400 pengrajin Rinciannya, sebanyak 150 pengrajin di Kota Sukabumi dan sisanya terdapat di Kabupaten Sukabumi.

"Mayoritas para pengrajin tahu tempe di Sukabumi masih mengandalkan impor kedelai dari luar negeri atau sekitar 90 persen kedelai berasal dari impor dan 10 persen dari lokal," tambahnya.

Dari data pihaknya, harga kedelai impor mulai merangkak naik karena kini harga kedelai impor dijual Rp5.800 hingga Rp 5.900/kg yang sebelumnya kedelai impor hanya dijual Rp5.700/kg."Jika BBM naik akan menambah berat beban para pengrajin tahu dan tempe di Sukabumi, karena saat ini minat pembelian tempe dan tahu turun," kata Badar.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement