REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Kantor cabang baru PT Bank Negara Indonesia (BNI) bakal dibuka di Arab Saudi yaitu di Jeddah, Mekkah dan Madinah. Diharapkan kantor dapat beroperasi pada tahun ini.
"Kami berencana membuka kantor cabang Jeddah, Mekkah dan Madinah dengan sistem afiliasi, hal ini sudah kami masukkan ke rencana bisnis bank (RBB) 2012," kata Direktur Utama BNI Gatot M. Suwondo di Jakarta, Rabu (15/2)
Gatot menilai bahwa potensi bisnis di Arab Saudi besar karena jumlah jemaah haji dan umroh asal Indonesia yang cukup tinggi. "Ada sekitar 250 jemaah haji per tahun dari Indonesia, dan masih ada umroh tentu mereka membutuhkan layanan transaksi keuangan ditambah dengan keberadaan TKI di sana," ungkap Gatot.
Namun BNI masih menghitung biaya investasi pendirian cabang tersebut. "Investasi minimal 20-25 juta dolar AS, tergantung strata cabang seperti apa, kami harapkan dapat membuka cabang bank konvensional maupun syariah," tambah Gatot.
Kepala Bagian Internasional BNI A. Firman Wibowo mengatakan bahwa pendirian cabang BNI di Arab Saudi memiliki potensi dari sisi "remittance" (pengiriman uang) yang berasal dari TKI, dana perusahaan Indonesia yang berbisnis di Arab Saudi ditambah dana mengendap di Kedutaan Besar Republik Indonesia.
"Potensi `remittance` 1,5 juta orang TKI di Arab Saudi mencapai 200 juta dolar AS setahun, ditambah dengan dana mengendap di KBRI sebesar 30 juta dolar dan masih ada perusahaan Indonesia yang beroperasi di sana," kata Firman.
Firman menghitung bahwa dengan mendirikan kantor cabang di Arab Saudi dapat meningkatkan "remittance" sebesar 10 persen karena dapat menjangkau daerah lain di Timur Tengah yang selama ini hanya dilayani pejabat perwakilan BNI yang berada di Doha (Qatar), Dubai (Uni Emirat Arab), Riyadh (Arab Saudi dan Kuwait.
Untuk mendirikan kantor cabang, BNI juga menjalin kerja sama dengan bank nasional Arab Saudi yaitu National Commercial Bank (NCB), Al Bilad Bank dan Al Rajhi Bank. Firman menegaskan bahwa fokus usaha cabang BNI di Arab Saudi adalah untuk "perbankan transaksi".