Jumat 10 Feb 2012 13:38 WIB

Kemenpera Beri Sinyal Bunga FLPP Bakal Tujuh Persen

Rep: Sefti Oktarianisa/ Red: Djibril Muhammad
ilustrasi
ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kementrian Perumahan Rakyat (Kempera) memberi sinyal bunga Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) bakal berada di kisaran tujuh persen. Meski demikian, Menteri Perumahan Rakyat Djan Farid tetap menginginkan porsi dana 50 persen ditanggung pemerintah dan 50 lainnya ditanggung perbankan.

Menurutnya skema pembiayaan ini paling relevan dengan situasi yang ada sekarang. "Apalagi dengan suku bunga Bank Indonesia (BI) yang turun menjadi 5,25 persen dan cost of fund perbankan yang rendah akibat efisiensi yang bagus," katanya, Jumat (10/2).

Ia mengatakan penurunan porsi dana FLPP ini bakal meningkatkan jumlah unit rumah yang dibiayai Kredit Perumahan Rakyat (KPR) Sejahtera. Pembiayaan ini bisa meningkat jumlah unit rumah 20 persen, dari 182 ribu unit menjadi 219 ribu rumah.

"Dengan asumsi harga rumah Rp 70 juta misalnya, pokok KPR berarti Rp 63 juta. Kalau saya turunkan bunga menjadi tujuh persen, cicilan masyarakat akan turun dari yang semula di kisaran Rp 650 ribu menjadi Rp 550 ribu," jelasnya.

Program FLPP sudah berlangsung dua tahun lebih. Ada 14 bank yang menjadi mitra Kemenpera dalam menjalankan program ini. Antara lain empat bank besar BUMN seperti Bank Tabungan Negara (BTN), Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Negara Indonesia (BNI), dan Mandiri. Lalu, sejumlah Bank Pembangunan Daerah (BPD).

Semula bunga FLPP berada pada kisaran 8,15 sampai 8,55 persen. Porsi dana yang diberlakukan menggunakan skema 60 persen dana pemerintah sedangkan sisanya berasal dari perbankan.

Di Januari lalu, Kemenpera meminta perbankan menurunkan suku bunga FLPP sekitar enam hingga lima persen. Untuk program awal, Kemenpera meminta keempat bank BUMN menjadi motor program. Namun angka suku bunga ini dianggap terlalu membebani operasional perbankan.

Dari pertemuan dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Rabu (8/2) kemarin, perbankan mengaku hanya mampu menurunkan FLPP di kisaran delapan hingga tujuh persen. BTN misalnya menyatakan mampu menurunkan FLPP hingga 8,5 persen sedangkan BRI di kisaran 7,5 persen.

Untuk BNI, bank tersebut mengaku mampu menurunkan di kisaran 7,25 persen. Sedangkan Bank Mandiri, hingga kini masih mengkaji berapa suku bunga FLPP yang bisa mereka bebankan ke konsumen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement