REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) hingga November 2011 membukukan pendapatan Rp22,97 triliun atau meningkat 41,87 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp16,19 triliun.
Direktur Utama GIAA Emirsyah Satar mengatakan di Jakarta, Senin, seiring dengan kenaikan pendapatan itu, perseroan juga berhasil membukukan laba periode berjalan sebesar Rp 725 miliar atau melesat 124,45 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp323 miliar.
"Peningkatan pendapatan dan laba periode berjalan tersebut berhasil dicapai melalui pelaksanaan berbagai langkah efisiensi dan ekspansi operasional perseroan dalam pelaksanaan program 'Quantum Leap' untuk mengembangkan Garuda hingga tahun 2015," ujarnya.
Menurut Emirsyah, program "Quantum Leap" memiliki peran yang strategis dalam upaya pengembangan Garuda ke depan, khususnya dalam menyiapkan fundamental perseroan agar menjadi maskapai penerbangan yang kompetitif dan siap menghadapi tantangan bisnis ke depan.
Sementara itu, hingga November 2011, GIAA berhasil mengangkut sebanyak 15,45 juta penumpang atau tumbuh 36,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebanyak 11,33 juta penumpang.
Kapasitas produksi (availability seat kilometer/ASK) juga meningkat sebesar 26 persen menjadi 29,67 miliar dari 23,54 miliar "seat" kilometer pada 2010.
Selain itu, "yield" penumpang meningkat sebesar 13 persen menjadi 9,6 sen dolar AS dibanding periode yang sama tahun lalu yang sebesar 8,5 sen dolar AS.
Selama periode November 2011 untuk frekuensi penerbangan perseroan domestik dan internasional juga mengalami peningkatan sebesar 25,51 persen menjadi 118.009 penerbangan, dibanding periode yang sama tahun lalu yang sebanyak 94.022 penerbangan.
Di samping itu perseroan juga berhasil meningkatkan tingkat isian penumpang (seat load factor/SLF) menjadi 75,27 persen dari 71,34 persen pada periode yang sama tahun lalu.
Sementara utilisasi pesawat juga meningkat sebesar 1:17 menit menjadi 10:42 jam dari 9:22 jam pada periode yang sama tahun lalu.
Tingkat ketepatan penerbangan (OTP) juga meningkat menjadi 85 persen dari 79,40 persen pada periode yang sama tahun lalu.