REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pemerintah mewaspadai kenaikan harga minyak dan lifting minyak terhadap anggaran. Hal itu merupakan bagian dari kondisi global yang harus diwaspadai karena bisa berdampak pada Indonesia.
"Kalau anggaran kita sendiri yang perlu kita waspadai adalah harga minyak dan lifting minyak," kata Menteri Keuangan, Agus Martowardojo, di kantornya, Jumat (2/11). Meski demikian, Agus melihat sektor keuangan di 2012 tergolong baik dan kuat.
Secara umum, APBN 2012 itu sudah memadai karena prosesnya memang sejak Mei. Oleh karenanya, dalam APBN 2012 sudah memperhitungkan perkembangan yang terjadi di September-Oktober ini, yaitu krisis yang lebih buruk di Eropa. "Sehingga, di dalam APBN itu kita sudah sepakat dengan DPR untuk memasukkan pasal-pasal yang merupakan pasal antisipasi kalau terjadi krisis," ujar Agus.
Dengan pasal itu, kalau terjadi krisis bisa direspon. Respon itu juga diberikan kalau tidak terjadi krisis, tetapi terjadi kondisi perkembangan ekonomi yang berbeda jauh dari asumsinya.
Kalau lihat di pasar modal, ujar Agus, tidak bisa melihat dari pekan ke pekan atau bulan ke bulan. Tapi, kalau dibandingkan dengan posisi akhir tahun, pasar modal dalam kondisi yang normal. Hal itu terlihat dari Bank Indonesia (BI) yang mengelola exchange rate-nya.
Pemerintah dua bulan ini mempersiapkan diri kalau kondisi global yang memburuk itu harus berdampak ke Indonesia. "Yang respon langsung yang terkait dengan respon untuk stabilisasi pasar uang, pasar modal kita. Tetapi juga yang jangka menengah dan yang lebih panjang," ujar Agus.