Rabu 30 Nov 2011 22:43 WIB

ADB:Krisis Zona Eropa Ancam Pertumbuhan Asia

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Tingkat pertumbuhan Asia yang diproyeksikan 7,5 persen tahun depan bisa terancam, karena krisis zona euro mengancam negara-negara yang didorong oleh ekspor, kepala Bank Pembangunan Asia mengatakan.

Presiden ADB Haruhiko Kuroda mengatakan, bahkan CHina akan menghadapi kesulitan jika permintaan dari Eropa -- pasar ekspor terbesar -- melambat lebih lanjut. "Negara berkembang di Asia (tidak termasuk Jepang, Australia dan Selandia Baru), dari perkiraan kami akan tumbuh 7,5 persen tahun ini serta tahun depan," katanya kepada AFP Selasa malam di sela-sela sebuah forum bantuan besar.

"Tetapi pertumbuhan 7,5 persen tahun depan tunduk pada ketidakpastian yang lebih besar karena Eropa sedang mengalami krisis keuangan," kata Kuroda, menambahkan bahwa ia masih "optimis" tentang prospek ekonomi benua ini untuk 2012.

Haruhiko mengatakan, sektor keuangan Asia telah terpukul oleh pelarian modal oleh bank-bank Eropa -- dengan melemahnya mata uang, pasar saham jatuh dan biaya pendanaan perusahaan meningkat.

Kesulitan zona euro sejauh ini tidak merugikan ekonomi-ekonomi Asia yang bergantung ekspor Asia seperti krisis subprime mortgage 2008-2009 di AS yang mengurangi tajam perdagangan global, katanya.

Tetapi situasi bisa berubah jika Eropa jatuh ke dalam resesi, mantan wakil menteri keuangan Jepang itu memperingatkan, mengatakan bahkan China tidak kebal. "Untuk Cina, Eropa adalah pasar terbesar mereka, lebih besar dari AS dan lebih besar dari Jepang. Jadi pertumbuhan sekitar sembilan persen (diproyeksikan untuk) China tahun depan tunduk pada kemungkinan risiko penurunan."

Kuroda mengatakan, ia berharap Eropa bisa mengatasi badai cuaca dan mengesampingkan kebutuhan untuk lebih agresif bantuan Asia. "Saya pikir negara-negara Asia dengan cadangan devisa besar bisa membantu negara-negara Eropa ... tetapi Eropa memiliki sumber daya yang cukup," katanya.

"Kontribusi terbesar Asia dapat membuat ekonomi global mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang cepat di Asia, termasuk India, China dan Indonesia."

Kuroda menghadiri Forum Tingkat Tinggi Keempat tentang Efektivitas Bantuan, pertemuan global yang membahas cara-cara untuk memberikan bantuan asing.

Dia menekankan peran Barat dalam membantu negara-negara kawasan termiskin seperti Afghanistan dan Bangladesh.

Kuroda mengatakan, Asia masih memiliki 750 juta orang yang hidup pada 1,25 dolar AS per hari, memberikan benua ini konsentrasi terbesar orang-orang dalam kemiskinan meskipun pertumbuhan cepat di

India, China dan negara-negara lain.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement