REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ancaman krisis ekonomi yang akan dihadapi dunia kedepan akan lebih berat. Sumber krisis tidak berasal dari perusahaan melainkan dari negara itu sendiri.
Demikian dikatakan oleh Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia Sofjan Wanandi, usai rapat bersama dengan Presiden di Kantor Sekretariat Negara Selasa (20/9). "Saya melihat (kedepan) sebagai pengusaha bahwa krisis itu akan sangat berat dibanding 2008,"ujarnya
Menurutnya jika melihat krisis 2008 silam masalah utamanya berasal dari sektor keuangan yakni berawal dari kebangkrutan perusahaan investasi Lehman Brothers. Sementara saat ini sumber utamanya berada pada negara. "Perusahaan itu bisa ditutup semua, tetapi kalau negara kan nggak bisa ditutup," ujarnya.
Sejumlah negara-negara di Eropa kini tengah terkena dampak krisis karena tidak mampu membayar utangnya. Sebut saja Yunani, negara itu kini sudah kesulitan untuk membayar utangnya. Bahkan menurut Sofjan, Yunani sudah termasuk gagal bayar. "Yunani itu saya pikir tidak bisa bayar. IMF dan Uni Eropa tidak (bisa) membantu dia," katanya.
Krisis tersebut pada akhirnya bisa merembet ke negara-negara lain. Tentu, jika ini terjadi maka akan berdampak bagi ekspor Indonesia ke luar negeri. Pasalnya pasar market barang Indonesia akan semakin menciut.
Untuk itu, Sofjan menyarankan agar sektor pasar domestik harus senantiasa dijaga. Disisi lain pembangunan infrastruktur harus senantiasa didorong. "Kuasai market dalam negeri dan kita harus bangun disini biar rakyat kita tetap bisa kerja," ucapnya.