Ahad 18 Sep 2011 09:02 WIB

Bank ‘Pilih Kasih’ Salurkan Kredit Pertanian

Rep: C07/ Red: Didi Purwadi
Petani menggarap lahan di sawah.
Foto: sanjet.blogspot.com
Petani menggarap lahan di sawah.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Perbankan masih terkesan pilih kasih dalam menyalurkan kredit pertanian. Asisten Bagian Kelembagaan dan Pendanaan untuk Kementerian Pertanian dan Kelautan, Wiwied, menyayangkan eksklusivitas yang diberikan untuk sektor perkebunan, seperti sawit.

Kok yang diangkat cuma sawit dan tebu? Tak dibiayai oleh negara pun, sektor sawit misalnya, tetap mampu membiayai usaha mereka sendiri,” ungkapnya.

Pemerintah dan perbankan, lanjutnya, semestinya lebih banyak menggarap sektor pertanian dan kelautan yang jelas-jelas menjadi tumpuan hidup 60 persen rakyat Indonesia. Pada sektor pertanian, ada empat komoditas yang perlu perhatian khusus pendanaan, yaitu padi, jagung, kedelai, dan tebu. Toh, lanjutnya, Indonesia itu jelas-jelas negara agraris dan negara maritim.

Wiwed memertanyakan seberapa jauh dukungan bank untuk budidaya pertanian dan perikanan. Menurutnya, selama ini perbankan sudah untung dua kali, yaitu bunga yang tinggi dan adanya jaminan (agunan). Masalahnya, bank tak cukup berani mengambil risiko memberikan kemudahan jaminan seratus persen untuk petani.

Jaminan bank hanya 80 persen. Bank, lanjutnya, tak mau mengambil risiko jika terjadi kredit macet. Jadi,  sisa 20 persen dibebankan kepada petani. “Semestinya pemerintah, petani, dan bank lah yang bersama-sama menanggung 20 persen ini,” imbuhnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement