REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kementerian Perdagangan berencana melakukan misi dagang ke Afrika dalam usaha melakukan diversifikasi pasar. Hal ini dilakukan untuk memperkuat dan memperluas pasar di Afrika, jikalau terjadi perlambatan ekonomi di Eropa.
Menurut Wakil Menteri Perdagangan, Mahendra Siregar, upaya Indonesia untuk mendiversifikasi pasar di Afrika memang perlu dilakukan. Langkah ini untuk mengurangi ketergantungan Indonesia pada satu negara pengimpor.
Rencananya, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu akan memimpin delegasi yang akan berangkat ke Tanzania, Mozambik, Angola, dan Afrika Selatan. Akhir bulan ini, delegasi juga akan mengunjungi Nigeria dan Ghana.
Misi dagang ini berencana bertemu dengan South Afican Development Community (SADC) yang pada 2010 menempati peringkat pertama ekspor sebesar 1,1 miliar dolar dengan tingkat pertumbuhan lima tahun terakhir 1,49 persen.
Menurut Ketua Komite Afrika, Kamar Dagang dan Industri Indonesia, Mintardjo Halim, potensi perdagangan ke benua yang kaya sumber daya alam ini masih cukup besar. Bahkan menurut Mintardjo perdagangan Indonesia ke Afrika bisa meningkat 2-3 kali lipat dari saat ini.
‘’Kita itu punya potensi besar karena masih di posisi keempat (di Asia Tenggara) setelah Thailand, Singapura, dan Malaysia,’’ Menurut Mintardjo ekspor Indonesia ke negara-negara Afrika masih belum signifikan, yaitu hanya 3,6 miliar dolar pada tahun 2010. Namun, jumlah ekspor semester pertama tahun ini meningkat 53,57 persen yaitu dari 1,68 miliar dolar menjadi 2,58 miliar dolar.
Beberapa potensi produk yang bisa ditingkatkan ekspornya antara lain minyak kelapa sawit (CPO), sabun, obat-obatan generik, kertas, peralatan rumah tangga, otomotif, hingga tekstil. Misalnya untuk CPO, Indonesia saat ini baru memasok 30 persen kebutuhan Afrika. ‘’Kita punya potensi memasok 80 persen,’’ tuturnya.