REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Keperkasaan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya terpangkas lantaran pengaruh kondisi yang terjadi di Amerika Serikat (AS). Diperkirakan dalam jangka pendek dan menengah, bursa saham di dalam negeri masih akan terguncang.
Hal ini disampaikan Bos PT Saratoga Investama Sedaya, Sandiaga S. Uno. "Kalau pandangan saya ya fundamental Indonesia solid tetapi kalau bilang kita tidak akan terdampak itu rasanya enggak mungkin. Jangka pendek dan menengah kita pasti akan terkena dampak gonjang-ganjing," tutur pria yang akrab disapa Sandi ini saat ditemui dalam acara buka bersama di Jakarta, Senin (8/8) malam.
Menurutnya, salah satu faktor yang menjadi penyebab terkoreksinya bursa saham di dalam negeri yaitu terjadinya realignment atau penyesuaian portofolio asing. Termasuk juga aksi profit taking yang sebetulnya saat ini tengah terjadi, namun tidak disadari oleh para pelaku saham di Bursa Efek Indonesia (BEI).
"Ini sebetulnya ada realignment portofolio dan profit taking. Banyak yang tidak menyadari bahwa Indonesia tuh sudah naik lebih dari 30 persen tahun ini jadi kan koreksinya memang sudah ditunggu-tunggu juga," ujar Sandiaga.
Untuk itu, ia berpesan kepada pemerintah Indonesia agar jangan panik menyikapi kondisi yang terjadi di lantai bursa saat ini. Namun, Sandiaga, mengharapkan pemerintah juga bersikap tegas mengatakan bahwa bukan tidak adanya impact sama sekali pada saat ini. Hal ini karena likuiditas, profit taking dan portofolio realignment itu akan terjadi.
Akan tetapi, Sandiaga, mengatakan pada dasarnya fundamental pasar saham di Indonesia sangatlah solid untuk jangka panjang. Melihat kondisi yang terjadi saat ini, ia mengatakan kepada investor agar tidak panik. Sandiaga menyarankan kepada investor justru agar lebih cermat dalam mengoleksi saham-saham emiten.
"Saya sih kalau melihat situasi seperti ini ya nomor satu itu jangan panik. Nomor dua itu lihat counter-counter perusahaan-perusahaan yang secara valuation itu menarik sekali jadi prospeknya masih bagus," papar Sandiaga.
Untuk saat ini, ia menyampaikan ada tiga sektor saham yang masih aman untuk dikoleksi, yakni sektor konsumer, infrastruktur dan perdagangan. Sandiaga menjelaskan sektor saham yang terkena dampak terbesar karena adanya realignment portofolio yaitu sektor konsumer.
"Kalau komoditi ya karena harganya sedikit stabil jadi cukup oke. Begitu juga dengan sektor energi." ungkapnya. Tetapi, Sandiaga, mengungkapkan sektor saham yang paling kuat pada saat ini salah satunya adalah infrastruktur.