Sabtu 09 Jul 2011 08:42 WIB

Saham AS Jatuh karena Laporan Pekerjaan Suram

REPUBLIKA.CO.ID,NEW YORK--Saham Amerika Serikat turun tajam pada Jumat waktu setempat, menyapu bersih keuntungan hari sebelumnya setelah data mengecewakan tentang pengangguran memupus harapan bahwa pemulihan ekonomi mungkin mengumpulkan kecepatan. Indeks Dow Jones Industrial Average turun 62,29 poin (0,49 persen) menjadi ditutup di 12.657,20.

S&P 500 menyusut 9,42 poin (0,70 persen) menjadi 1.343,80, sementara teknologi komposit Nasdaq jatuh 12,85 poin (0,45 persen) menjadi 2.859,81. Aksi jual terjadi setelah Departemen Tenaga Kerja melaporkan bahwa ekonomi AS hanya menciptakan 18.000 pekerjaan pada Juni, mendorong tingkat pengangguran hingga 9,2 persen.

Laporan ini mengisyaratkan bahwa pertumbuhan ekonomi AS telah sangat lemah di seluruh kuartal kedua dan investor kecewa yang telah berharap untuk kenaikan kuat dalam pekerjaan untuk mendorong ekonomi terbesar di dunia. "Hampir setiap aspek dari laporan itu negatif, termasuk kenaikan tingkat pengangguran menjadi 9,2 persen, sekalipun ukuran angkatan kerja menurun," analis di Charles Schwab mengatakan dalam sebuah komentar pasar.

Saham bank terpukul karena lonjakan pengangguran meredupkan harapan pertumbuhan kredit mereka, dengan Bank of America jatuh 2,0 persen dan JPMorgan Chase merosot 1,4 persen. Saham industri juga jatuh, dengan Boeing turun 1,2 persen dan Caterpillar turun 1,1 persen.

News Corp, kerajaan media Rupert Murdoch, jatuh 3,9 persen di Nasdaq karena menghadapi tekanan yang meningkat di Inggris tentang skandal hacking telepon pada koran tabloid terkemukanya News of the World.

Harga obligasi naik tajam karena investor yang gugup berbondong-bondong ke surat utang pemerintah AS, yang secara tradisional dilihat sebagai investasi safe haven. Imbal hasil pada obligasi negara (Treasury) 10-tahun AS turun menjadi 3,02 persen dari 3,15 persen pada Kamis, sementara pada obligasi 30-tahun turun menjadi 4,28 persen dari 4,37 persen. Harga dan imbal hasil obligasi bergerak dalam arah yang berlawanan.

sumber : antara/AFP

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement