Kamis 16 Jun 2011 11:53 WIB

Industri Media Tetap Menjanjikan

Rep: Fitria Andayani / Red: Didi Purwadi
Presiden Direktur PT Visi Media Asia Erick Thohir (dua kanan) memberikan paparan saat penawaran saham ke publik (IPO) PT Visi Media Asia di Jakarta, Rabu (15/6).
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Presiden Direktur PT Visi Media Asia Erick Thohir (dua kanan) memberikan paparan saat penawaran saham ke publik (IPO) PT Visi Media Asia di Jakarta, Rabu (15/6).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia yang signifikan memberikan angin segar kepada industri media dalam negeri. Di tengah lesunya sejumlah industri tanah air, industri media tetap menjanjikan dan masih memiliki peluang yang besar untuk berkembang.

Presiden Direktur PT Viva Media Asia Tbk, Erick Thohir, menyatakan saat ini industri media belum tergali maksimal. Padahal, kondisi ekonomi yang membaik dan dominasi kaum muda di negara ini telah meningkatkan konsumsi dalam negeri. “Peningkatan konsumsi tersebut tentunya harus didukung oleh media dalam multi platform,” katanya dalam paparan publik pelaksanaan IPO Viva Media.

Dia menyatakan, penetrasi internet di Indonesia kini mencapai 25,2 persen dan akan semakin meningkat setiap tahunnya. “Memang lebih kecil dari negara lain yang sudah mencapai 60 persen. Namun, ini artinya potensi pemakaian internet di Indonesia itu masih akan bisa bertambah,” kata pria yang juga menjabat sebagai komisaris di perusahaan media lainnya PT Mahaka Media tbk itu.

Tak hanya itu, pasar iklan di Indonesia baru 0,2 persen dan memiliki pertumbuhan potensial hingga 50 persen. Belum lagi semakin canggihnya pertumbuhan pengguna data dan telepon genggam. Dengan masih terbukanya pasar internet dan iklan di Indonesia, maka industri media akan bisa berkembang lebih jauh. “Namun, hal tersebut tentunya harus dibarengi dengan kreativitas konten,” katanya.

Oleh karena itu, dia menyarankan agar media menggunakan tenaga-tenaga muda dengan ide-ide segar untuk menciptkan konten yang bermutu, menarik, dan layak jual. “Dengan begitu, industri media akan semakin maju dan menjanjikan,” katanya.

Persaingan pun, menurutnya, harus diperketat sehingga menciptakan transformasi perusahaan media yang berkesinambungan. “Semua itu untuk menuju era konvergensi konten dan platform di industri media tanah air,” katanya.

IPO Viva Media

Hal ini pulalah yang dilakukan Erick dalam menjalankan bisnis medianya. “Prospek perekonomian nasional yang baik dan perubahan kebutuhan konsumen mengenai konten, data, serta infomasi, memberikan peluang yang positif bagi prospek usaha Viva,” katanya.

Keyakinan ini akhirnya mengukuhkan niat PT Viva Media Asia untuk melantai di bursa dalam waktu dekat. Perusahaan media multi platform yang membidani TV One, Vivanews.com, dan Antv tersebut menawarkan 2,29 miliar sahamnya ke publik. "Harga penawaran saham ditetapkan pada kisaran Rp 260 – Rp 285," tutur Vicky Ganda Saputra, Direktur Eksekutif PT Danatama Makmur, yang bertindak sebagai penjamin emisi.

Bersamaan dengan penawaran saham ini, seluruh investor juga akan memperoleh tambahan waran sebanyak-banyak 571,5 juta waran. Harga pelaksanaan waran ditetapkan di kisaran Rp 280 – Rp 300. Dengan demikian, perseroaan akan memperoleh dana minimal Rp 571 miliar dari penjualan saham dan sebanyak Rp 160 miliar dari penerbitan waran.

“Sebesar 60 persen dari dana yang terkumpul tersebut akan digunakan untuk modal kerja dan belanja modal,” katanya. Sedangkan, sebanyak 40 persen lainnya akan digunakan untuk membayar utang kepada Credit Suisse yang sebelumnya digunakan untuk pelaksanaan IPO ini.

Menurut Erick, belanja modal yang dilakukan perseroan terkait pengembangan usaha dan investasi baru yang memiliki nilai strategis. “Kami akan melakukan akuisisi maupun membentuk unit baru di bidang media dan penyiaran,” katanya. Selain itu, belanja modal akan digunakan untuk pengembangan program, pembangunan studio, serta pembelian peralatan produksi, transmisi, dan penyiaran.

Dalam waktu dekat, perseroan berniat mendirikan tiga bisnis media baru yaitu satu televisi free to air bertajuk SportOne, satu media online bernama Viva Bola, dan sebuah bisnis game online Viva Games. “SportOne diharapkan bisa mengudara pada kuartal ketiga 2011,” katanya. Dalam tahap pertama, stasiun televisi baru ini akan disiarkan di 10 kota besar. “Selanjutnya pada 2012 akan menjadi 18 kota,” tuturnya.

Viva Bola juga dijadwalkan akan diluncurkan sebelum akhir tahun. “Di penghujung tahun akan banyak kejuaran yang mesti diinformasikan seperti Djarum ISL, Spanish La LIga, Olimpiade, Sea Games, dan lain-lain,” tuturnya. Sedangkan Viva Games akan diperkenalkan ke publik pada awal 2012 mendatang.

“Untuk semua pengembangan bisnis tersebut, kami butuh dana hingga Rp 1 triliun untuk 3 tahun ke depan,” katanya. Dengan demikian, perseroaan menargetkan perolehan laba bersih pada akhir tahun mencapai Rp 1,1 triliun. “Pada 2012 menjadi Rp 1,4 triliun, hingga pada  2014 menjadi Rp 2,1 triliun,” katanya.

Menurutnya, media baru tersebut tidak akan menurunkan popularitas tiga media yang sudah lebih dahulu dibuat oleh perseroaan. “Kami menjunjung prinsip diversifikasi konten. Konten yang disedikan pada setiap media saling bersinergi dan tidak kanibal,” katanya.

Kekuatan konten ini pun, lanjut Erick, akan terus dikembangkan agar bisa bersaing di pasar global. “Oleh karena itu, kami bekerja sama dengan perusahaan asing, Newscorp, untuk mendistribusikan konten yang kami miliki di luar negeri nantinya,” tutur Erick.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement