Jumat 10 Jun 2011 19:36 WIB

Pasar Ternak Bergairah Atas Penghentian Impor Sapi Australia

Peternak sapi perah tengah memerah susu sapinya.
Foto: andikafm.com
Peternak sapi perah tengah memerah susu sapinya.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN - Kebijakan pemerintah menghentikan impor sapi membuat pedagang di pasar ternak, khususnya pedagang sapi di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, kembali bersemangat karena akan kembali mengangkat harga jual sapi.

"Meskipun kemungkinan pengaruhnya, namun kebijakan penghentian impor sapi tersebut akan membuat pembeli beralih ke sapi lokal yang dipelihara para peternak, kebijakan ini membuat pemilik sapi lebih bersemangat mengurus ternak," kata Ketua Pedagang Sapi di Pasar Ternak Jetis, Desa Widodomartani, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman Wartono, Jumat (10/6).

Menurut dia, sebelumnya, kebijakan sapi impor menyebabkan harga sapi anjlok termasuk jumlah transaksi. "Dalam kondisi normal saat pasaran, sapi yang masuk berkisar 100 ekor, namun beberapa waktu belakangan hanya sekitar 80 ekor," katanya.

Ia mengatakan, selain transaksi turun drastis, harga jual sapi juga turun drastis. "Tidak jarang pedagang mengalami kerugian karena sapi yang dibeli dengan harga Rp 5 juta, hanya laku Rp 3 juta sehingga kemudian banyak peternak yang tidak serius mengurus sapi dan sapi dibiarkan saja hingga kurus, karena kerugian sangat besar," katanya.

"Saat sedang stabil, harga anakan sapi betina berumur tiga bulan dihargai Rp 8 juta, namun setelah ada sapi impor harga jual hanya sekitar Rp 2,5 juta. Untuk sapi jantan dengan ukuran sedang dari harga Rp 8 juta menjadi sekitar Rp 5 juta," katanya menambahkan.

"Harapannya dengan kebijakan penghentian impor sapi tersebut kondisi dapat segera pulih dan pasar ternak kembali bergairah dan dapat menjadi mata pencaharian para peternakm," pungkasnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement