REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan master plan percepatan pembangunan ekonomi yang memacu investasi dan mengajak pihak asing untuk berpartisipasi akan diluncurkan. Pemerintah tetap berpegang pada ekonomi jalan tengah untuk memastikan pemerataan kesejahteraan bagi masyarakat.
"Saya yakin bahwa jalan tengah yang cocok bagi Indonesia. Kaidah efisiensi pasar penting, tapi peran dan intervensi pemerintah diperlukan," tegasnya saat membuka kuliah umum tentang ekonomi dari Professor Ha-Joon Chang di Istana Negara Jakarta, Kamis (19/5).
Presiden mengatakan, saat ini Indonesia mulai meretas jalan untuk menuju kekuatan ekonomi dunia pada 15 hingga 20 tahun ke depan dengan memulai meletakkan dasar program kerja pencapaian target tersebut.
"Saya selaku Presiden tengah membangun keyakinan bangsa Indonesia, bahwa cita-cita kita untuk 'emerging' ekonomi bisa kita capai, karena tentu sebagaimana layaknya respons gagasan baru dan rencana baru, ada yang skeptis dan pesimis," katanya.
Kepala Negara berkeyakinan bahwa hal tersebut bisa dicapai berdasarkan tiga hal yaitu belum optimalnya pengelolaan kemampuan dan sumber daya yang dimiliki Indonesia, kemampuan bangsa Indonesia untuk bertahan dalam krisis keuangan 2008-2009 dan juga adanya keinginan dan langkah untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan seperti implementasi kebijakan, daya saing yang rendah dan infrastruktur yang menghambat.
Presiden juga menegaskan, meski sumber daya alam yang dimiliki melimpah, namun pembangunan ekonomi tidak akan bertumpu pada hal itu tapi dengan membangun industri manufaktur dan jasa. Kepala Negara berharap, pemikiran Professor Chang yang disampaikan dapat menjadi masukan bagi pemerintah dalam upaya pembangunan nasional.
"Kita akan mengetahui nanti mana yang cocok untuk diterapkan di Indonesia dan mana yang unik bagi Korea. Saya yakin disamping strategi dan kebijakan ekonomi juga semangat, disiplin dan kerja keras patut dicontoh (dari Korea-red)," kata Presiden.
Joon Chang, berkewarganegaraan Korea, lahir pada 7 Oktober 1963. Meraih gelar sarjana ekonomi dari Seoul National University, menggambil gelar master di bidang ekonomi dari Universitas Cambridge. Demikian pula dengan gelar doktor ekonomi diraihnya dari Universitas yang sama.
Selain mengajar di Cambridge, ia juga menjadi dosen tamu di sejumlah institusi pendidikan seperti Institute Economies Advanced School di Tokyo, Korea Development Institute, Universitas Korea. Tak hanya mengajar, ia juga menjadi konsultan bagi sejumlah lembaga internasional seperti badan pembangunan PBB (UNDP), badan buruh PBB (ILO) dan sejumlah organisasi internasional lainnya.