Rabu 06 Apr 2011 18:55 WIB

'Cabut Dulu Bea masuk Anti-Dumping, Baru FTA dengan Turki'

Rep: Ichsan Emrald Alamsy/ Red: Djibril Muhammad
Menteri Perdagangan Mari elka Pangestu
Menteri Perdagangan Mari elka Pangestu

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA - Menteri Perdagangan, Mari Elka Pangestu menyatakan sosialisasi perdagangan bebas dengan Turki, membutuhkan waktu panjang untuk sosialisasi dengan industri nasional. Artinya sosialisasi dilakukan untuk menyiapkan industri lokal dengan kehadiran produk-produk Turki di pasaran.

''Studi soal FTA dengan Turki sudah selesai dilakukan, hanya butuh sosialisasi saja,'' ungkapnya ketika diwawancarai Republika, Rabu (6/4). Sejauh ini rencana perdagangan bebas dengan Turki masih terus dibicarakan. Untuk realisasinya, menurut Elka masih menunggu kesiapan industri dua negara.

Selain itu di tempat yang sama Mintardjo Halim, wakil ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia, menyatakan perdagangan bebas dengan Turki, sebenarnya menguntungkan Indonesia. Artinya produk Indonesia bisa masuk Eropa.

Selain itu dari pihak Turki mungkin menginginkan adanya keseimbangan perdagangan. Hal itu karena selama ini Turki lebih sering mengimpor barang dari Indonesia.

Akan tetapi akan adanya Bea Masuk Anti Dumping ini, kemungkinan asosiasi di Indonesia akan menolak Free Trade Agreement tersebut. '' Kita tidak mau FTA kalau masih ada antidumping,'' pungkasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement