Rabu 30 Mar 2011 12:20 WIB

Pertamina Gandeng Kejagung Jalankan Aksi Korporasi

Rep: Citra Listya Rini/ Red: Djibril Muhammad
Kantor Pusat Pertamina, ilustrasi
Kantor Pusat Pertamina, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - PT Pertamina (Persero) menggandeng Kejaksaan Agung RI untuk mengawal dan mengawasi aksi korporasinya. Lewat sinergi ini diharapkan Kejaksaan Agung sebagai aparat penegak hukum dapat memiliki persepsi positif tentang peran dan tugas Pertamina sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Terutama dalam mengawal pelaksanaan aksi korporasi yang dilakukan Pertamina.

"Pertamina secara serius berupaya menegakkan dan mengedepankan prinsip GCG (Good Corporate Governance) di dalam setiap aspek bisnisnya. Besarnya proyek-proyek investasi yang dilakukan Pertamina tidak luput dari sorotan dan incaran berbagai pihak yang ingin mengambil keuntungan sepihak," kata Direktur Utama Pertamina, Karen Agustiawan di Jakarta, Rabu (30/3).

Dalam perjalanan pengelolaan tindakan korporasi, lanjutnya, Pertamina juga tidak luput bersinggungan dengan kasus-kasus hukum, baik yang ada dalam ranah hukum publik maupun hukum private. Bahkan, ungkap Karen, ketika suatu kebijakan korporasi pada akhirnya harus berurusan dengan permasalahan hukum baru.

"Kejadian semacam ini salah satunya disebabkan masih belum adanya kesamaan pemahaman dan pengertian mengenai kedudukan hukum BUMN persero dalam sistem hukum Indonesia. Ini terutama jika dikaitkan dengan UU Kekayaan Negara nomor 17 tahun 2003 dan UU Perbendaharaan Negara Nomor 1 tahun 2004," papar Karen.

Akibatnya, lugas Karen, kondisi seperti itu dapat menimbulkan keraguan bagi manajemen BUMN dalam mengambil keputusan terkait kegiatan pengelolaan BUMN yang bersangkutan. Seharusnya, ia menyampaikan ada kejelasan dan kepastian hukum untuk aksi korporasi BUMN.

"Dalam menjalankan kegiatan bisnis migas, permasalahan hukum yang dialami Pertamina tentunya berpotensi menjadi hambatan dan gangguan pada tugas perusahaan. Misalnya, menjamin ketersediaan dan distribusi BBM (bahan bakar minyak) di seluruh Indonesia," pungkas Karen.

Berdasarkan program kerja 2011, rencana investasi Pertamina sebesar Rp 37,1 triliun. Perusahaan migas pelat merah ini juga mematok target laba sebesar Rp 17,7 triliun. Guna mencapai target tersebut, Pertamina salah satunya akan meningkatkan added value di pengolahan dan lebih ekspansif di pemasaran produk-produk hilirnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement