Rabu 11 Oct 2017 20:58 WIB

Bank Permata Syariah Ajak Nasabah Berinvestasi Emas

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Nidia Zuraya
Karyawati menghitung uang di Banking hall Bank Permata Syariah, Jakarta, Selasa (14/3).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Karyawati menghitung uang di Banking hall Bank Permata Syariah, Jakarta, Selasa (14/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Unit Usaha Syariah PT Bank Permata Tbk (Bank Permata Syariah) menekankan pentingnya investasi emas. Pasalnya, investasi emas dapat mengalahkan inflasi.

Senior Vice President Head Wealth Management & Segment Syariah Bank Permata Syariah Mery Ariyenti menjelaskan, harga emas memang fluktuatif atau naik turun. Hanya saja dalam sembilan terakhir harganya cenderung stabil sehingga bisa mengalahkan inflasi.

"Maka sangat dianjurkan untuk berinvestasi, dan kita harus cari yang bisa kalahkan inflasi. Salah satunya emas," ujar Mery kepada wartawan saat ditemui di Soft Launching Aplikasi Digital Jual-Beli Emas Tamasia, di Jakarta, Rabu, (11/10).

Ia mencontohkan, sejak 2007 harga emas terus naik meski pada 2013-2015 sempat menurun. Hanya, pada 2016 berhasil naik lagi. "Waktu 2016 harga emas naik sekitar 8,1 persen sedangkan inflasinya tiga persen. Jadi dapat untung," jelas Mery.

 

Bila dihitung, kata dia, rata-rata kenaikan harga emas sejak 2007-2016 naik 5,9 persen. Sedangkan inflasinya dalam delapan tahun terakhir rata-rata sebesar 5,7 persen, sehingga masih lebih tinggi harga emas.

Lebih lanjut, Mery menyatakan, investasi emas dapat digunakan untuk pergi haji yakni dengan menabung berkala lewat emas. "Emas juga bisa digunakan untuk wakaf," tambahnya.

Demi mendukung investasi emas, Bank Permata Syariah pun akan bekerjasama dengan Tamasia. Hanya saja sekarang masih dalam permbicaraan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini

Apakah internet dan teknologi digital membantu Kamu dalam menjalankan bisnis UMKM?

  • Ya, Sangat Membantu.
  • Ya, Cukup Membantu
  • Tidak
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
كَانَ النَّاسُ اُمَّةً وَّاحِدَةً ۗ فَبَعَثَ اللّٰهُ النَّبِيّٖنَ مُبَشِّرِيْنَ وَمُنْذِرِيْنَ ۖ وَاَنْزَلَ مَعَهُمُ الْكِتٰبَ بِالْحَقِّ لِيَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ فِيْمَا اخْتَلَفُوْا فِيْهِ ۗ وَمَا اخْتَلَفَ فِيْهِ اِلَّا الَّذِيْنَ اُوْتُوْهُ مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَتْهُمُ الْبَيِّنٰتُ بَغْيًا ۢ بَيْنَهُمْ ۚ فَهَدَى اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لِمَا اخْتَلَفُوْا فِيْهِ مِنَ الْحَقِّ بِاِذْنِهٖ ۗ وَاللّٰهُ يَهْدِيْ مَنْ يَّشَاۤءُ اِلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ
Manusia itu (dahulunya) satu umat. Lalu Allah mengutus para nabi (untuk) menyampaikan kabar gembira dan peringatan. Dan diturunkan-Nya bersama mereka Kitab yang mengandung kebenaran, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Dan yang berselisih hanyalah orang-orang yang telah diberi (Kitab), setelah bukti-bukti yang nyata sampai kepada mereka, karena kedengkian di antara mereka sendiri. Maka dengan kehendak-Nya, Allah memberi petunjuk kepada mereka yang beriman tentang kebenaran yang mereka perselisihkan. Allah memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki ke jalan yang lurus.

(QS. Al-Baqarah ayat 213)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement