Rabu 24 Jun 2015 13:40 WIB

Beli 50 Pesawat, Saudia Manfaatkan Pembiayaan Syariah

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Salah satu pesawat milik maskapai Saudi Airlines.
Foto: AFP
Salah satu pesawat milik maskapai Saudi Airlines.

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Saudi Arabian Airlines (Saudia) memanfaatkan pembiayaan syariah untuk membeli 50 pesawat Airbus senilai 7,7 miliar dolar AS. Ini merupakan antisipasi peningkatan perkembangan industri penebangan yang diprediksi meningkat dua kali lipat.

Tidak terpenuhi oleh dana dari dua sukuk yang diterbitkan senilai 5,8 miliar AS sejak 2006, ambisi Saudia untuk membesarkan usahanya akan dibantu pembiayaan syariah dari Aircraft Leasing Islamic Fund.

Kesepakatan Saudia ini memberi sinyal makin pentingnya pembiayaan syariah bagi industri penerbangan. Terlebih, Airbus pun sudah memiliki pengalaman membantu pengumpulan dana dari sukuk bagi maskapai penerbangan Emirates.

Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) memprediksi pertumbuhan penumpang maskapai penerbangan akan tumbuh 13 persen pada 2015 ini, pertumbuhan tertinggi secara global.

''Pembiayaan syariah, terutama sukuk, adalah jalan cerdas untuk mengembangkan usaha,'' kata analis King & Spalding LLP Nabil Issa seperti dikutip seperti dikutip Bloomberg, Senin (22/06). Dengan instrumen keuangan syariah, kata Issa, industri membuka dunia baru bagi para investor, terutama di Arab Saudi dan Kuwait.

Industri penerbangan adalah segmen yang cocok bagi pembiayaan syariah yang mendasarkan transaksi pada aset riil. Lagi pula, sistem syariah melarang penarikan bunga dalam transaksi keuangan.

Maskapai penerbangan Kawasan Teluk lainnya, Emirates, tahun ini menerbitkan sukuk 913 miliar dolar AS yang dijamin Pemerintah Inggris. Dana itu digunakan untuk membeli sejumlah unit pesawat Airbus A380.

Pada 2013, Otoritas Penerbangan Sipil Arab Saudi kembali menerbitkan sukuk empat miliar dolar AS setelah sebelumnya sebuah sukuk juga diterbitkan.

''Jika selama ini pembiayaan pesawat banyak menggunakan mekanisme sewa-beli konvensional, masuk akal jika mekanisme syariahnya pun diadakan,'' ungkap Isa.

Ini bukan kali pertama Saudia menggunakan pembiayaan syariah. Maskapai ini sudah mendapatkan pembiayaan serupa senilai dua juta dolar AS (7,2 miliar rial) dengan menjaminkan unit usaha penyedia makanan penerbangan dan penanganan pesawat di darat (ground-handling).

Saudia tengah berupaya meningkatkan kapasitas penerbangan domestik dan internasional mengingat makin intensifnya persaingan maskapai di Kawasan Teluk. Qatar Airways bahkan tengah merancang penerbangan maskapai penerbangan nasional mereka, Al Maha Airways.

Di ajang Paris Airshow pekan lalu, Saudia dikabarkan memesan 20 unit pesawat A330-300 dan 30 unit A320 sebagai bagian rencana jangka panjang 200 angkutan penerbangan hingga 2020.

''Pesawat-pesawat baru ini akan membantu ekspansi bisnis kami, domestik dan regional, seiring meningkatnya lalu lintas penumpang,'' kata Direktur Utama Saudia Saleh Al Jasser pada Juni lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement