Selasa 06 Aug 2019 13:36 WIB

Kementan Pastikan Kebutuhan Hewan Kurban Mencukupi

Proyeksi kebutuhan pemotongan hewan kurban diperkirakan akan mencapai 1.346.712 ekor

Petugas dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Indramayu melakukan pemeriksaan kesehatan hewan kurban milik pedagang di Kelurahan Bojongsari, Kecamatan/Kabupaten Indramayu, Senin (5/8).
Foto: Republika/Lilis Sri Handayani
Petugas dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Indramayu melakukan pemeriksaan kesehatan hewan kurban milik pedagang di Kelurahan Bojongsari, Kecamatan/Kabupaten Indramayu, Senin (5/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian (Kementan) optimistis ketersediaan sapi potong dan hewan kurban lainnya jelang Hari Raya Idul Adha 1440 H cukup. Selain itu, sapi potong dan hewan kurban lainnya juga layak dikonsumsi.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian, I Ketut Diarmita mengatakan berdasarkan data Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementan, pada Idul Adha 2019 ini, proyeksi kebutuhan pemotongan hewan kurban diperkirakan akan mencapai 1.346.712 ekor, terdiri dari 376.487 ekor sapi, 12.958 ekor kerbau, 716.089 ekor kambing, dan 241.178 ekor domba.

Baca Juga

"Ini adalah angka estimasi jumlah pemotongan hewan kurban tahun 2019. Kita perkirakan ada kenaikan jumlah pemotongan hewan kurban sebesar 10 persen dari jumlah pemotongan tahun 2018," kata Ketut dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Selasa (6/8).

Untuk memastikan ketersediaan dan pemenuhan stok hewan kurban ini, Ditjen PKH telah melakukan koordinasi dengan dinas yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan seluruh provinsi di Indonesia.

Ketut juga menyampaikan bahwa berdasarkan data yang dikeluarkan oleh BPS total populasi sapi potong, sapi perah, dan kerbau di Indonesia pada tahun 2019 mencapai 18.120.831 ekor dengan rincian populasi sapi potong sebanyak 16.648.691 ekor, sapi perah 604.467 ekor, dan kerbau 877.673 ekor.

Adapun untuk populasi sapi potong dapat dirinci menjadi Sapi Bali sebanyak 32,91 persen, Onggole 15,15 persen, Madura 6,79 persen, Simental 9,08 persen, Limosin 11,23 persen, Brahman 4,14 persen, Brahman Cros 0,36 persen, Aceh, 6,12 persen, dan sapi jenis lainnya 14,20 persen.

Lebih lanjut Ketut menjelaskan, beragamnya rumpun sapi potong baik asli maupun lokal merupakan potensi basis yang ke depannya harus ditingkatkan daya saingnya. Sapi potong asli Indonesia diantaranya terdiri dari Sapi Bali, Aceh, Madura, dan Sapi Pesisir.

Sedangkan sapi yang termasuk dalam rumpun lokal, seperti Sapi Sumba Ongole (SO), Peranakan Ongole (PO), dan rumpun sapi lainnya yang telah beradaptasi dan dikembangkan dengan baik dengan kondisi lokal.

"Keberagaman rumpun sapi potong asli tersebut, menjadi modal dasar bagi Indonesia dalam memproduksi daging sapi untuk kebutuhan masyarakat," uncapnya.

Menurut Ketut, pemerintah telah mengambil kebijakan dalam pegembangan dan perbaikan mutu genetik ternak sapi potong untuk memenuhi kebutuhan pelaku usaha terhadap ternak sapi potong yang memiliki persentase karkas yang tinggi dan produktifitas yang efisien.

Kebijakan pengembangan ternak sapi potong di Indonesia yang dilakukan antara lain adalah dengan pemurnian genetik ternak sapi potong. Kementan memiliki empat Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balai Pembibitan Ternak Unggul (BPTU) untuk sapi potong, yakni BPTU Indrapuri di Aceh, BPTU Padang Mangatas di Sumatera Barat, BPTU Sembawa di Sumatera Selatan, dan BPTU Sapi Bali di Bali.

"Untuk mendukung perkembangan sapi potong di Indonesia, Kementan juga memiliki dua Balai Inseminasi Buatan nasional (BBIB Singosari dan BIB Lembang), dan satu Balai Embrio Transfer (BET Cipelang)," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement