Kamis 16 Nov 2017 16:45 WIB

Pemerintah Fokus Bangun Empat Destinasi Wisata Bali Baru

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Nur Aini
Pantai Kuta Mandalika di Lombok Tengah, NTB.
Foto: Republika/ Muhammad Nursyamsyi
Pantai Kuta Mandalika di Lombok Tengah, NTB.

REPUBLIKA.CO.ID,BOGOR -- Pemerintah mengerucutkan fokus pembangunan sepuluh destinasi wisata prioritas atau yang kerap disebut 10 Bali Baru. Empat destinasi akan menjadi proyek utama yang dikembangkan yaitu Mandalika, Danau Toba, Borobudur, dan Labuan Bajo.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuldjono mengatakan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta kepada Kementerian PUPR agar membuat rencana induk rancangan wilayah di empat destinasi tersebut. Perencanaan ini termasuk kawasan utama dan kawasan sekitarnya seperti tempat untuk penginapan, rumah makan, dan pembelian cinderamata.

Kawasan yang bisa dijadikan contoh nyata perencanaan ini adalah Nusa Dua di Bali. Tempat tersebut memiliki wilayah utama di dalam dan kawasan sekitar yang dijadikan tempat rekreasi lainnya. "Nah saya diminta untuk itu (perencanaan). Misal, parkiranya akan di mana, kafe-kafe, dan pembangunan lain akan disimpan di mana," kata Basuki usai mengikuti rapat terbatas, Kamis (16/11).

Basuki menuturkan, memang terdapat sejumlah kendala di empat kawasan ini, seperti persoalan lahan. Misalnya di kawasan Danau Toba, pihak otoritas terkait masih kesulitan untuk menyiapkan lahan yang akan digarap untuk kawasan wisata dan penunjangnya. Padahal, perencanaan kawasan ini menjadi destinasi baru sudah dicanangkan dua tahun lalu.

Menurutnya, belum ada target khusus kapan perencanaan yang diminta Jokowi harus diselesaikan. Sebab, perencanaan tersebut harus mengikutsertakan kementerian lain yang akan berkontribusi pada destinasi Bali Baru tersebut.

Menurut Basuki, difokuskannya destinasi baru dari sepuluh menjadi empat dikarenakan berbagai persoalan administrasi. Dibandingkan harus mengurus semua secara sekaligus, pemerintah lebih baik mengambil kawasan yang paling strategis menjadi tujuan wisatawan mancanegara dan dalam negeri.

Dalam rapat terbatas, Jokowi menyampaikan bahwa Indonesia memiliki kesempatan besar mengembangkan sektor pariwisata. Dengan kondisi geografis Indonesia yang sangat baik sebagai tujuan wisata, maka turis bisa datang dalam jumlah banyak ke dalam negeri.

Dia menuturkan, saat turis dari Cina saja sudah mencapai 125 juta orang. Sebanyak 62 juta orang masuk ke berbagai negara di Asia. Dalam lima tahun ke depan jumlah turis dari Negeri Tirai Bambu ini diprediksi akan melonjak menjadi 180 juta orang.

"Kalau kita bisa menyiapkan destinasi dari 10 Bali Baru dengan keunikannya sendiri seharusnya ini menjadi sesuatu yang menarik," kata Jokowi.

Indonesia yang memiliki pantai, gunung, budaya, dan cagar alam seperti gua semestinya menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan asing. Dengan fasilitas yang memadai di masing-masing destinasi, maka bukan tidak mungkin sepertiga dari wisatawan Cina bisa datang ke Indonesia setiap tahunnya. "Saya rasa kalau kita memiliki pembeda masa 20 juta (wisatawan cina) datang ke kita. Ini baru dari satu negara," ujar Jokowi.

Dengan angka tersebut maka target dari Kementerian Pariwisata yang berharap jumlah wisatawan bisa tembus pada angka 20 juta bisa terwujud, dan angka ini sebenarnya tidaklah sulit dicapai. Dalam melakukan perbaikan pada setiap destinasi, mantan wali kota Solo ini meminta agar semua kementerian bisa menyiapkan program yang terintegrasi dalam setiap pengembangan kawasan. Contohnya untuk Danau Toba, Jokowi meminta agar budaya dan adat sekitar diperkuat. Sedangkan di Mandalika, masih banyak lahan yang gundul dan harus segera ditanami agar lebih rimbun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement