Senin 23 Jan 2017 16:58 WIB

BRG Siapkan Tiga Solusi Cegah Pembakaran Lahan

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Dwi Murdaningsih
Kepulan asap akibat pembakaran lahan di kaki Gunung Nilo, Jambi, Selasa (20/10).
Foto: Antara
Kepulan asap akibat pembakaran lahan di kaki Gunung Nilo, Jambi, Selasa (20/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Restorasi Gambut (BRG) Nazir Foead menyampaikan BRG akan menawarkan tiga solusi alternatif bagi para petani agar tidak membuka lahan dengan cara membakar. Ketiga solusi yang ditawarkan ini merupakan cara pemerintah mengatasi masalah kebakaran hutan dan lahan yang sempat parah terjadi pada 2015.

"Yang terbesar adalah bagaimana buka lahan tanpa api. Karena kalau dilarang sama sekali tanpa jalan keluar orang petani mengeluh. Nah ini sudah kita identifikasi. Ada tiga cara pembukaan tanpa bakar. Tiga cara ini akan kita tawarkan kepada masyarakat," kata Nazir di komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (23/1).

Ketiga cara yang ditawarkan tersebut yakni pertama membuka lahan dengan menggunakan traktor tangan. Kedua, pembakaran dilakukan di dalam sebuah drum bakar dan ketiga, menggunakan larutan pengurai dekomposisi sehingga akan terurai secara alami.

Mengolah Sampah Jadi Sumber Energi

Menurut Nazir, ketiga cara itu pun memiliki konsekuensi masing-masing, yakni biaya yang tinggi dan membutuhkan waktu yang cukup lama. Kendati demikian, ia mengaku optimistis salah satu dari tiga cara yang ditawarkan tersebut akan diterima oleh masyarakat.

"Yang satu lebih mahal, yang kedua paling murah ini, tapi ini butuh waktu satu bulan baru bersih," ucap dia.

Dengan solusi alternatif tersebut, ia berharap para petani tak lagi membuka lahan dengan pembakaran. Nazir mengatakan, metode-metode tersebut pun telah diujicoba di Kalimantan Selatan dengan hasil yang baik. Pada Februari nanti, uji coba juga akan dilakukan di Sumatra.

"Kemarin masih uji coba jadi skalanya kecil sekali. Drum di Kalbar, dibantu Universitas Tanjung Pura. Yang bakteri pengurai di Kalsel," kata dia.

Menurut dia, dalam ujicoba tersebut nantinya masyarakat akan mendapatkan bantuan biaya baik dari BRG maupun APBD. Nazir menyebut, penggunaan satu buah drum untuk pembakaran membutuhkan biaya sebesar satu juta rupiah. Sedangkan, penggunaan larutan pengurai membutuhkan biaya sekitar Rp 200 ribu per hektare.

Nazir mengatakan, restorasi lahan pada tahun ini akan ditargetkan hingga 400 ribu hektare lahan yakni di Riau, Sumatera Selatan, Jambi, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, dan juga Papua.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement