Selasa 15 May 2018 17:40 WIB

Hadapi Era Digital, Industri Logistik Perlu Bertransformasi

Dalam proses trasformasi, diperlukan kesiapan SDM.

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Friska Yolanda
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian bekerja sama dengan Yayasan Pendidikan Bhakti Pos Indonesia menyelenggarakan workshop untuk membahas kesiapan SDM logistik dalam menghadapi perubahan di era digital, Selasa (15/5).
Foto: Halimatus Sa'diyah/Republika
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian bekerja sama dengan Yayasan Pendidikan Bhakti Pos Indonesia menyelenggarakan workshop untuk membahas kesiapan SDM logistik dalam menghadapi perubahan di era digital, Selasa (15/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perkembangan teknologi telah menciptakan disrupsi pada hampir semua sektor industri, termasuk industri logistik. Di bisnis logistik sendiri, perubahan dipicu oleh makin berkembangnya bisnis e-commerce. Tumbuhnya platform niaga daring kemudian mendorong munculnya model bisnis baru di industri logistik.

Direktur PT Pos Indonesia (Persero) Gilarsi W Setijono mengatakan, perubahan-perubahan yang terjadi tersebut menuntut pelaku industri logistik bertransformasi. Dan dalam proses transformasi itu dibutuhkan kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM). 

"Kita melihat salah satu hal esensial yang dapat membuat logistik makin kompetitif adalah SDM," ujarnya, Selasa (15/5).

Gilarsi menjelaskan, di era digital saat ini, SDM di industri logistik harus memiliki literasi teknologi. Mereka tak hanya dituntut untuk mampu menguasai teknologi terkini, tapi juga teknologi yang akan datang. 

 

Di industri logistik sendiri, penggunaan teknologi makin masif dalam beberapa tahun terakhir. Sebut saja pemanfaatan Unmanned Aerial Vehicles (UAV) yang telah banyak digunakan di gudang, baik untuk penyimpanan maupun pengambilan barang.

Selain itu, Gilarsi mengatakan, SDM di industri logistik juga dituntut memiliki keahlian dalam memecahkan masalah. Ia menjelaskan, keahlian dalam memecahkan masalah merupakan hal yang tidak bisa dikerjakan oleh mesin sehingga membutuhkan intervensi manusia. "Ketika kita menemukan satu masalah, kita bisa mengembangkan skill baru." 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement