Selasa 24 Nov 2015 21:52 WIB

BI Prioritaskan Empat Kebijakan Ekonomi

Rep: Binti Solikhah/ Red: Maman Sudiaman
Bank Indonesia
Foto: Republika/Prayogi
Bank Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -– Bank Indonesia memprioritaskan  empat kebijakan yang patut ditempuh untuk memperkuat ketahanan dan daya saing ekonomi nasional.

“Keempatnya yakni, kebijakan memperkuat ketahanan dan kemandirian energi dan pangan, serta ketersediaan air; kebijakan industrialisasi di berbagai sektor; kebijakan percepatan pembangunan infrastruktur fisik dan non fisik; serta kebijakan penguatan sektor keuangan,” jelas Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo dalam pidato di acara Pertemuan Tahunan BI 2015 di JCC Senayan, Jakarta, Selasa (24/11).

Agus menjelaskan, dari sisi kebijakan energi, BI merekomendasikan agar kebijakan terus diarahkan pada upaya untuk mendorong peningkatan energi primer dan meningkatkan peranan energi baru terbarukan dalam kerangka bauran energi nasional.

Sedangkan, dari sisi ketahanan pangan, kebijakan untuk membenahi tata niaga impor dan penyelesaian permasalahan distribusi bahan kebutuhan pokok diperlukan dalam jangka pendek untuk menjamin ketersediaan pasokan, dan mencegah kesenjangan pasokan saat permintaan meningkat dan produksi terganggu.

 

Kebijakan jangka menengah dan panjang untuk meningkatkan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri,  antara lain melalui modernisasi sektor pertanian, meningkatkan kinerja pertanian di daerah pedesaan melalui program klaster perlu dilakukan untuk menopang kemandirian dan ketahanan pangan. Kemudian, kebijakan memperkuat ketersediaan air bersih perlu memperoleh perhatian karena akan berkaitan dengan pembangunan ekonomi berwawasan lingkungan.

Prioritas kebijakan kedua, kebijakan industrialisasi perlu diarahkan untuk mengembangkan sektor-sektor industri yang memiliki keterkaitan yang panjang dengan berbagai sektor lain (backward dan forward linkage). Selain itu, memperluas ruang inovasi serta kreasi termasuk pada industri kreatif industri yang memberikan nilai tambah namun tetap menyerap tenaga kerja yang tinggi, serta industri yang berorientasi ekspor.

Selain itu, pembangunan kawasan-kawasan berikat perlu pula diikuti dengan pengembangan perkotaan layak hidup (livable city) dan cerdas (smart city) disekelilingnya di pekerja dan talent dapat hidup layak dan membangun aset bagi diri dan masa depan keluarganya. Bank Indonesia melihat kebijakan di sektor pariwisata dan sektor maritim perlu terus diperkuat untuk optimalisasi berbagai potensi alam yang dimiliki Indonesia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement