Selasa 17 Dec 2019 09:11 WIB

Amazon Larang Pedagangnya untuk Gunakan Jasa Fedex

Larangan pengiriman melalui Fedex didorong oleh perselisihan dengan Amazon.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Friska Yolanda
Amazon.com
Foto: EPA
Amazon.com

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Raksasa teknologi Amazon.com Inc mengatakan, pedagang pihak ketiga tidak dapat lagi menggunakan jaringan ekspedisi Fedex Corp sepanjang musim liburan. Amazon menilai, kinerja Fedex terlalu lambat, tidak mampu mengimbangi kekuatan e-commerce yang kini semakin besar dan menyoroti kecepatan produk hingga ke tangan pembeli. 

Pesan itu disampaikan Amazon kepada para pedagang pada Ahad (15/12) malam, seperti dilansir Bloomberg, Selasa (17/12). Amazon menawarkan sejumlah alternatif, termasuk layanan darat United Parcel Service Inc.

Perubahan tersebut menuai beberapa komentar. Sejumlah pedagang mengeluh dengan kebijakan yang dianggap terlalu mendadak, yakni kurang dari dua pekan sebelum Natal. Masa ini kerap menjadi peak season karena banyak orang berbelanja untuk mempersiapkan liburan panjang. 

Salah seorang pedagang mainan di Amazon, Molson Hart, menjelaskan bahwa kebijakan Amazon termasuk gila karena penjual harus menyiapkannya dalam waktu singkat. "Kecuali kita menaikkan harga, kita akan kehilangan uang untuk setiap pesanan yang terpaksa kita lewati dari Fedex," tuturnya. 

Fedex, dalam pernyataan yang dikirim melalui email, mengatakan bahwa keputusan Amazon akan memengaruhi sejumlah kecil pengirim barang. Selain itu, juga membatasi pilihan bagi usaha kecil dan dapat mengkompromikan kemampuan mereka untuk memenuhi permintaan pelanggan dan mengelola bisnis mereka.  

Namun, pakar logistik John Haber mengatakan, Fedex sebenarnya telah berjuang untuk menangani permintaan musiman. Perusahaan pun telah menyerahkan sebagian beban ke Layanan Pos A.S untuk berbagi beban.

Diketahui, kurir berada di bawah tekanan ekstra karena ada enam hari lebih sedikit musim belanja liburan ini, dan volume paket diperkirakan akan tumbuh.

Larangan Amazon terhadap pengirim pihak ketiga menggunakan Fedex seiring dengan perselisihan kedua perusahaan. Diketahui, keduanya gagal memperbarui kontrak pengiriman.

"Ada banyak darah buruk di antara kedua organisasi," kata Haber, yang mengelola Spend Management Experts, sebuah perusahaan konsultan Atlanta.

Haber menjelaskan, permusuhan Fedex dan Amazon akan menguntungkan UPS yang akan memiliki daya tawar lebih banyak dengan Amazon. Proyeksi ini sudah terlihat dari kinerja saham FedEx yang turun sekitar satu persen di New York, sedangkan  UPS sedikit naik.

Lebih dari setengah produk yang dijual di Amazon berasal dari pedagang pihak ketiga. Mereka membayar komisi Amazon untuk setiap penjualan.

Banyak dari pedagang tersebut juga membayar Amazon untuk layanan logistik seperti pergudangan dan pengiriman, yang membuat Amazon bersaing dengan FedEx.  Pedagang telah mengeluh kepada regulator antimonopoli bahwa perusahaan menggunakan dominasi e-commerce untuk mendorong mereka menggunakan layanan logistiknya.

Beberapa pedagang mengatakan, menggunakan gudang dan truk Amazon lebih cepat dan lebih murah dibandingkan melakukan pekerjaan itu sendiri. Tetapi, Amazon meningkatkan biaya penyimpanan di gudang selama peak season. Kebijakan ini membuat beberapa pedagang lebih memilih untuk mengawasi pengiriman mereka sendiri dibandingkan membayar biaya tersebut.

Hingga sekarang, penjual masih dapat menggunakan layanan darat FedEx untuk memenuhi janji Amazon yang ingin mengirimkan jutaan produk dalam satu atau dua hari.  Mereka masih dapat menggunakan layanan ekspres FedEx untuk paket Prime, tetapi itu adalah opsi yang mahal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement