REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Demi menciptakan pertumbuhan ekonomi nasional, Kementerian BUMN menyatakan akan terus mendorong sinergi perusahaan milik negara
"Sinergi tidak hanya untuk saling bekerja sama, namun yang lebih penting adalah dapat dijadikan modal untuk ekspansi perusahaan," kata Menteri BUMN Mustafa Abubakar, di Jakarta, Rabu.
Mustafa menjelaskan hal tersebut saat menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman antar 10 BUMN. Ke-10 kerja sama tersebut yaitu PT Bank Mandiri dengan BUMN Karya meliputi PT Pembangunan Perumahan, PT Waskita Karya, PT Wijaya Karya, PT Adhi Karya dalam penyaluran dana bina lingkungan.
Kerja sama tentang konversi energi dan implementasi efisiensi energi, antara PT Energy Management Indonesia dengan PT Pertamina dan PT Angkasa Pura II.
Selanjutnya kerja sama Bank BTN dengan Perum Jamkrindo dan Perum Perumnas. Kerja sama penyediaan infrastruktur informasi dan komunikasi antara PT Telkom dan PT Inti.
Sementara kerja sama Perum Bulog dan PT Bhanda Ghara Reksa dilakukan dalam pemberdayaan aset Bulog dan jasa logistik Bhanda Ghara Reksa.
Menurut Mustafa, kerja sama antar BUMN ini diharapkan tidak hanya komitmen dan kesepakatan saja, tetapi harus mencapai pada tahap implementasi.
"Sinergi antar BUMN tersebut pada dasarnya sejalan dengan pembangunan yang dilakukan pemerintah," ujar Mustafa.
Ia menjelaskan, semangat sinergi antar BUMN saat ini sudah menunjukkan hasil positif. Pada 2011 belanja modal (capex) 142 BUMN sudah mencapai Rp120 triliun. "Angka capex ini berpotensi untuk meningkat, pada tahun ini saja hingga Rp230 triliun-Rp240 triliun," ujarnya.
Adapun total aset pada 2011 mencapai sekitar Rp2.500 triliun, atau hampir mencapai 40 persen dari angka Produk Domestik Bruto (PDB) yang mencapai sekitar Rp7.000 triliun.
Sementara belanja operasional diperkirakan mencapai Rp1.200 triliun, atau setara dengan APBN. "Potensi BUMN kian besar, bahwa peran BUMN dalam perekonomian sudah setara dengan APBN setiap tahun," ujarnya.
Untuk itu, tambah Mustafa, BUMN dalam operasionalnya harus berperilaku "business not usual" (tidak hanya berbisnis biasa).
"BUMN harus mencari terobosan baru dengan sinergi, sehingga terjadi peningkatan daya saing yang akhirnya mampu mendorong produk dan layanan, mampu berkompetisi tidak hanya di pasar dalam negeri tetapi juga di pasar internasional," katanya.