REPUBLIKA.CO.ID, DOHA-- Menteri Energi Qatar, Mohammed Saleh al Sada, mengatakan bahwa pasar minyak dunia tetap "mencukupi" meski konflik di Libya telah memangkas produksi di negara produsen minyak tersebut.
"OPEC belum melihat perlunya pertemuan pada saat ini," kata Sada, menjawab pertanyaan wartawan apakah Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) tersebut akan mengadakan pertemuan luar biasa.
"Situasi pasar minyak saat ini menyenangkan dan tidak ada berbagai masalah mengenai pasokan atau cadangan," katanya.
Libya pada Minggu menyerukan perusahaan-perusahaan asing untuk memulai kembali ekspor minyak dari negara Afrika Utara itu, dengan mengatakan bahwa pelabuhan-pelabuhan-nya di mana telah aman meski masih berlangsung konflik yang sudah hampir sebulan.
Libya memproduksi 1,69 juta barel per hari sebelum terjadi kekacauan di negara itu, menurut Badan Energi Internasional (International Energy Agency-IEA). Dari jumlah produksi itu, 1,2 juta barel per hari diantaranya diekspor, semuanya ke Eropa tetapi dengan China dan Amerika Serikat juga merupakan pelanggan utama.
Raksasa minyak Total mengatakan pada Jumat pekan lalu bahwa ketidakpastian situasi di Libya telah menurunkan produksi negara itu dengan 1,4 juta barel per hari menjadi di bawah 300.000. Harga minyak di pasar-pasar dunia telah melonjak sejak munculnya gerakan anti pemerintah yang merebak pertengahan Februari lalu.