REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA-- Minyak turun di perdagangan Asia pada Rabu karena investor mengambil keuntungan menyusul kenaikan harga yang membuat komoditas itu mencapai harga tertinggi dalam dua tahun.
Kontrak utama New York, minyak mentah "light sweet" untuk pengiriman Februari, turun 38 sen menjadi 89 dolar AS per barel.
Minyak mentah "Brent North Sea" untuk Februari turun 49 sen menjadi 93,04 dolar AS. Harga minyak juga terhambat oleh pembalikan atau "rebound" dalam mata uang AS, yang membuat minyak mentah dalam harga dolar AS lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang yang lebih lemah.
Sebaliknya, kecenderungan tersebut menekuk permintaan dan harga. Namun penurunan harga tersebut tampaknya terbatas karena permintaan diperkirakan akan meningkat di tengah tumbuhnya optimisme terhadap perekonomian global, khususnya terhadap AS, konsumen minyak terbesar di dunia.
"Fundamental industri yang mendukung pertumbuhan (permintaan minyak) tidak mengalami perubahan," kata John Vautrain, wakil presiden Purvin and Gertz, konsultan energi internasional, di Singapura.