Selasa 04 Jan 2011 08:48 WIB

Daya Beli Petani Pedesaan Kian Turun

Petani
Foto: wordpress
Petani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat daya beli petani di pedesaan pada Desember 2010 turun 0,13 persen dibanding bulan sebelumnya. Kondisi itu terlihat dari penurunan nilai tukar petani, yang merupakan indikator daya beli petani di pedesaan, dari 102,89 pada November 2010 menjadi 102,75 pada Desember 2010.

Saat menyampaikan berita resmi statistik di kantor BPS Jakarta, Senin (3/1), Kepala BPS Rusman Heriawan menjelaskan penurunan nilai tukar petani secara nasional terutama akibat penurunan nilai tukar petani subsektor tanaman perkebunan rakyat, peternakan dan perikanan.

Menurut data BPS, pada Desember 2010 nilai tukar petani subsektor perkebunan rakyat turun 0,08 persen, subsektor peternakan turun 1,40 persen dan subsektor perikanan turun 0,24 persen.

Kendati demikian, menurut hasil pemantauan BPS terhadap harga-harga produk pertanian di pedesaan di 32 provinsi, nilai tukar petani pada subsektor tanaman pangan naik 0,12 persen dan nilai tukar petani pada subsektor hortikultura naik 0,14 persen.

Peningkatan nilai tukar petani subsektor tanaman pangan utamanya didukung kenaikan nilai tukar petani padi dan kelompok palawija seperti jagung dan kacang tanah akibat kenaikan harga komoditas yang mereka hasilkan.

Sedangkan kenaikan nilai tukar petani subsektor hortikultura utamanya karena kenaikan harga kelompok sayuran khususnya cabai merah dan cabai rawit serta kelompok buah-buahan khususnya pisang dan semangka.

Data BPS juga menunjukkan, nilai tukar petani di Provinsi Maluku Utara naik paling tinggi (0,67 persen) dibanding provinsi yang lain, utamanya karena kenaikan harga komoditas perkebunan rakyat, khususnya kelapa yang harganya tercatat naik 2,66 persen.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement