REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Saham-saham minoritas pemerintah disejumlah perusahaan akan dilepas kepemilikannya. Pasalnya, saham-saham minoritas itu dianggap nilainya tidak terlalu signifinkan. Deputi Menteri BUMN Bidang Restrukturisasi dan Privatisasi, Achiran Pandu Djajanto menjelaskan saham yang akan dilepas itu berasal dari perusahaan PT Kertas Basuki Rahmat Tbk, PT Kertas Blabak, PT Atmindo, PT Intirub Ban dan PT Jakarta International Hotels & Development Tbk (JIHD).
Menurutnya, untuk fase pertama pelepasan ini Kementrian BUMN ditaksir akan memperoleh dana segar sebesar Rp 20 miliar. "Toh kita tidak dominan, nilainya juga ngga siginifikan. Selain itu industrinya juga ga terlalu komersil. Jadi lebih baik dilepas saja," paparnya di Kantornya, Selasa (28/12).
Dia menambahkan, saat nantinya seluruh saham minoritas pemerintah di beberepa perusahaan itu dilepas, dan yang mengalir masuk ke kas negara secara bertahap bisa mencapai Rp 500 miliar. Perusahaan-perusahaan itu, diantaranya sebut dia, PT Kertas Basuki Rahmat Indonesia Tbk pemerintah memiliki saham sebesar 0,38 persen atau setara dengan Rp 2,9 miliar.
Selanjutnya, PT Intirub Ban pemerintah memiliki saham sebesar sembilan persen atau setara dengan Rp 7 miliar. Selain itu, di PT Kertas Blabak pemerintah memiliki sebesar 0,8 persen dengan nilai Rp 540 juta dan PT Atmindo pemerintah memiliki sebesar 36 persen, yakni setara dengan Rp 10 miliar.
Namun, jelas dia, untuk JIHD saat ini Kementerian BUMN sedang menunggu posisi harga saham yang terbaik dan optimal. Meski demikian, pihaknya tetap memasukkan perusahaan itu untuk tetap dilepas dalam waktu dekat. "JIHD itu termasuk tabungan bagi kita, kita memiliki saham sebesar 1,3% disana dan memang akan dilepas tapi masih menunggu harga yang pantas," bebernya. Sedangkan kepemilikan minoritas lain yang akan dilepas sesudah fase pertama yakni, PT Berdikari dan Pengolahan Limbah Industri, di mana pemerintah mempunyai lima persen saham di sana.
IPO BUMN
Selain melepas saham minoritas dibeberapa perusahaan, Kementrian BUMN juga menyatakan, saat ini perusahaan yang tengah dikaji serius untuk dilepas dalam pasar modal dengan mekanisme pelepasan saham perdana atau initial public offering (IPO) yakni, PT Semen Baturaja dan PT Waskita Karya. Sedangkan, BUMN yang prosesnya telah memasuki tahap final untuk menunggu pernyataan efektif dari Bapepam-LK yakni PT Garuda Indonesia tetap dilanjutkan.
Pandu menyatakan, outlook makroekonomi Indonesia pada 2011 yang cukup baik, di mana prospek industri infrastruktur pendukung terutama semen di tahun 2011 akan menjadi alasan kuat untu PT Semen Baturaja di IPO kan.
"Pembangunan dibutuhkan disini kita bicara seperti semen karena infrastruktur akan tumbuh, di APBN saja belanja infrasturktur mencapai Rp 120 triliun," ujarnya.
Nantinya, pada 2011, sedikitnya akan ada empat sektor yang akan dilakukan privatisasi yakni jasa konstruksi, jasa keuangan non bank, infrastruktur pendukung dan manufaktur telekomonikasi.