REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Rabu pagi, turun delapan poin menjadi Rp9.048-Rp9.058 per dolar dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.040-R9.050, karena para pelaku masih melepas rupiah.
Dirut PT Finan Corpindo Nusa, Edwin Sinaga di Jakarta, Rabu mengatakan, rupiah tertekan oleh membaiknya dolar AS di pasar regional. Dolar AS naik terhadap euro menjadi 1.3093 dari sebelumnya 1.3126 dan juga membaiknya terhadap yen menjadi 83,90 dari 83,78, meski saham-saham di Wall Street membaik.
Pelaku lokal, menurut dia lebih cenderung melepas rupiah ketimbang membeli, meski kabar buruk dari eksternal mulai berkurang. Kabar buruk mengenai memanasnya situasi di semenanjung Korea, rencana China menaikkan suku bunganya, krisis finansial di Eropa serta pertumbuhan ekonomi AS makin berkurang, maka rupiah seharusnya bisa bergerak naik, katanya.
Ia menambahkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2011 yang diperkirakan akan dapat mencapai 6,4 persen juga merupakan faktor yang mendorong pelaku pasar membeli rupiah. Namun pelaku lokal maupun asing saat ini lebih fokus memegang dolar, karena dolar di pasar regional menguat, ucapnya.
Posisi rupiah, lanjut dia saat ini masih belum mengkhawatirkan, karena berada dalam kisaran Rp9.000 sampai Rp9.100 per dolar. Jadi koreksi harga yang terjadi terhadap rupiah diperkirakan hanya sementara saja dan peluang rupiah untuk naik masih besar, ucap Edwin Sinaga.