Selasa 07 Dec 2010 03:58 WIB

Indonesia Siap Swasembada Induk Udang Vaname

Rep: Agung Budiono/ Red: Djibril Muhammad
Udang Vaname
Udang Vaname

REPUBLIKA.CO.ID, BALI-- Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah menargetkan produksi udang nasional sebesar 699.000 ton pada 2014 mendatang atau meningkat sebesar 74,75 persen selama periode 2010-2014. Sehingga diperkirakan membutuhkan benur sebanyak 43,22 juta ekor dan induk sebanyak 2,97 juta ekor.

"Saat ini untuk mendukung target tersebut, kami telah menyiapkan penyediaan benih bermutu dan induk unggul untuk memacu produksi perikanan budidaya," papar Menteri Kelautan dan Perikanan, Fadel Muhammad di Balai Produksi Induk Udang Unggul dan kekerangan (BPIUUK), Karangasem, Bali (6/12).

Dia menjelaskan, pengembangan perbenihan dan pemuliaan induk udang merupakan hal yang penting dan strategis untuk dikembangkan. Ketersediaan benih bermutu dan induk unggul mutlak menjadi tuntutan seiring dengan adanya persaingan pasar yang sangat besar di era globalisasi.

"Hal ini mendorong Indonesia untuk dapat memproduksi benih bermutu dan induk unggul yang tahan terhadap serangan virus dan penyakit," paparnya.

Plt Dirjen Perikanan Budidaya, Ketut Sugama, menyebutkan beberapa waktu lalu banyak ditemui kendala dalam pengembangan induk udang, yaitu menurunnya kualitas induk dan benih, yang ditandai dengan pertumbuhan semakin lambat dan tingginya mortalitas.

"Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa permasalahan ini disebabkan karena terjadinya inbreeding (kawin sekerabat)," tutur Ketut.

Keberadaan balai ini, sambung dia, dapat mengantisipasi adanya peningkatan kebutuhan induk unggul dan meminimalisasi impor induk udang.  Keberlanjutan industri udang nasional sangat tergantung terhadap pasokan induk yang cukup, berkualitas dan terjangkau.

"Pemuliaan dan perekayasaan serta pengadaan induk udang unggul sesuai dengan road map dan protokol pemuliaan, serta penerapan biosecurity yang ketat, menjadi tuntutan dalam keberlanjutan industri udang nasional," papar Ketut.

Menurut Ketut, keberadaan balai ini diyakini dapat menghemat devisa. Sebagai gambaran bahwa harga induk udang vaname import saat ini berkisar 35 dolar AS/ekor dan kebutuhan impor induk pada tahun ini adalah 350 ribu ekor. Selama ini Indonesia mengimpor induk udang vaname dari Amerika Serikat, yaitu Hawaii dan California. Penghematan akan cukup besar sekitar Rp. 100 milyar per tahun mengingat harga induk udang produksi balai ini kurang lebih Rp. 25.000,-/ekor.       

Kapasitas produksi induk udang unggul di balai ini mencapai 500 ribu ekor induk unggul per tahun  dan akan menjadi pusat penghasil induk udang (broodstock center) terbesar di dunia. Keberadaan broodstock center bagi masyarakat sekitarnya, hubungannya dinilai sangat kondusif karena warga merasakan manfaatnya yaitu dapat menyerap  tenaga kerja dari masyarakat sekitar sebagai pendukung teknis.

Untuk meningkatkan ekonomi masyarakat setempat, ke depan akan dikembangkan teknologi parsial bagi masyarakat berupa aktivitas membudidayakan udang sekitar 10 ton memakai teknologi parsial dengan kualitas yang diharapkan sama dengan Broodstock Center. Kementerian Kelautan dan Perikanan optimis target peningkatan produksi udang dapat tercapai dengan adanya balai ini. Saat ini, KKP telah memiliki 2 (dua) Pusat Pembenihan Udang Vaname (Broodstock Center).

Bulan lalu, KKP juga telah melepas induk udang vaname 'global gen' di Lombok Utara, NTB. Kegiatan usaha pemuliaan induk udang vaname ini memiliki kapasitas produksi sebesar 300 ribu ekor per tahun dilakukan oleh PT Bibit Unggul dan merupakan pihak Swasta pertama di Indonesia.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement