REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Nilai ekspor Indonesia mencatat rekor baru pada Oktober 2010 sebesar 14,22 miliar dolar AS. Angka ini mengalami peningkatan 16,72 persen dibandingkan dengan ekspor pada September lalu. Sementara bila dibandingkan dengan Oktober 2009 peningkatannya sebesar 16,14 persen.
"Ini merupakan rekor baru, rekor lama terjadi pada Desember 2009 lalu sebesar 13,3 miliar dolar AS dan Agustus sebesar 13, 7 miliar dolar AS jadi ini tertinggi diatas 14 miliar dolar AS pertama kali," ujar Kepala Badan Pusat Statistik, Rusman Heriawan, Rabu (1/12).
Menurut Rusman komposisi ekspor tidak jauh dari sebelumnya yang didominasi oleh ekspor non migas sebesar 11,61 miliar dolar AS. Sementara ekspor migas pada Oktober ditetapkan sebesar 2,61 miliar dolar AS dan ekspor.
"Jadi kalau ditotal secara keseluruhan angka eskpor kita Januari sampai Oktober telah mencapai 125,13 miliar dolar AS," jelasnya.
Rusman menilai total ekspor tahun 2010 ini bisa saja menembus rekor terbaru sekitar Rp 150 miliar dolar AS jika pada November dan Desember ekspor mencapai antara 12 sampai 13 miliar dolar AS. "Ini karena kita hanya butuh 25 dolar AS," kata Rusman.
Harus diakui sumbangan terbesar ekspor Januari sampai dengan Oktober masih didominasi oleh Bahan Bakar Mineral dengan total mencapai 14,839 miliar dolar AS atau sekitar 14,35 persen dari total ekspor non migas.
Kemudian disusul oleh lemak dan minyak nabati terutama Crude Palm Oil (CPO) yang secara keseluruhan mencapai 12,135 miliar dolar AS. "Jadi selama sepuluh bulan pemantauan ini antara batu bara dan CPO saling bersaing dalam kontribusi ekspor kita," ucap Rusman.
Sementara dari ekspor negara tujuan terbers yakni ke Jepang yang mencapai 13,11 miliar dolar AS dari Januari sampai dengan Oktober. Kemudian Amerika Serikat sebesar 10,9 miliar dolar AS dan ketiga disusul oleh China 10,61 miliar dolar AS. "Ini pangsa pasar dari ketiga negara ini sudah mencapai 33,48 persen," tuturnya.
Sementara ke Uni Eropa dengan tujuan 27 negara mencapai 13,57 miliar dolar AS. Menurut Rusman dalam tiga bulan terakhir ada pergeseran negara tujuan ekspor Indonesia.
Singapura yang sebelumnya masuk tiga besar bersama dengan Jepang dan Amerika kini telah tergeser oleh China. "Dengan buming ekonomi China kita mengambil peluang dari meningkatnya ekspor kita ke sana," katanya.
Sementara itu nilai impor Indonesia pada Oktober 2010 telah mencapai 12,15 miliar dolar AS atau naik 25,81 persen dibanding dengan impor september 2010 yang sebesar 9,65 miliar dolar AS. Jika dibandingkan dengan impor Oktober 2009 yang hanya 9,43 miliar dolar AS maka kenaikan impor ini mencapa 28,80 persen.
Lonjakan pertumbuhan, lanjut Rusman, lebih besar jika dibandingkan dengan kenaikan pada ekspor. "Bagi kami angka diata 12 miliar dolar AS ini sudah cukup tinggi," tutur Rusman.
Dijelaskan Rusman untuk komposisinya yakni impor migas sebesar 2,38 miliar dolar AS dan non migas 9,76 miliar dolar AS. "Kalau ditotalkan untuk impor itu dari Januari sampai Oktober telah mencapai 109,535 miliar dolar AS. Dengan share terbesar masih mesih dan peralatan mekanik telah mencapai 16,318 miliar dolar AS," paparnya.
Negara utama pengimpor yakni Jepang, Amerika dan China dan Singapura. Namun untuk terbesar masih China dengan angka impor Januari sampai dengan Oktober sebesar 13,822 miliar dolar AS.