REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA--Maskapai Garuda Indonesia belum menargetkan batas waktu kembali normalnya sejumlah jadwal penerbangan pascaditundanya operasional pesawat ke beberapa rute domestik (21/11). "Penundaan penerbangan kami dikarenakan penerapan sistem baru untuk mengawasi pergerakan pesawat, pergerakan awak kabin, dan jadwal penerbangan secara sendiri - sendiri," kata Humas PT Garuda Indonesia Wilayah Indonesia Timur, Erina Damayanti, di Surabaya, Senin.
Menurut dia, penundaan sejumlah penerbangan maskapai tersebut dipicu upaya peningkatan sistem operasional penerbangan Integrated Operational System. "Langkah ini sengaja kami ambil untuk menyatukan sistem yang tadinya berjalan masing - masing," ujarnya.
Walau telah disiapkan dengan baik dan telah disimulasikan, jelas dia, sistem baru tersebut diharapkan dapat mengelola kegiatan penerbangan Garuda Indonesia yang cukup besar. "Sampai sekarang, kegiatan penerbangan kami melibatkan 81 unit pesawat, 580 penerbang, dan 2.000 awak kabin," katanya.
Bahkan, sebut dia, mencatatkan jumlah penerbangan yang mencapai 2.000 setiap pekan. "Untuk itu, dalam proses migrasi atau transisi dari sistem lama ke sistem baru terjadi ketidak sesuaian data terutama menyangkut jadwal tugas para awak kabin," katanya.
Kini Garuda Indonesia terus melakukan sejumlah langkah perbaikan. Pihaknya berharap upaya tersebut segera mengembalikan kondisi penerbangan seperti sedia kala. "Terkait kondisi tersebut, pada kesempatan ini kami meminta maaf kepada seluruh masyarakat atas terjadinya kekacauan jadwal penerbangan beberapa hari ini," katanya.
Namun, lanjut dia, mengenai angka keterisian kursi penumpang di sejumlah rute penerbangan yang mengalami penundaan hingga kini belum ada data yang bisa dipublikasikan. "Selain itu, untuk jadwal keberangkatan haji sampai sekarang tidak ada masalah yang mengganggu penerbangan mereka. Kekacauan ini hanya mengganggu jadwal penerbangan nonhaji," katanya.