REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Jumat (12/11) siang turun tajam menjauhi level Rp 8.900 per dolar, karena pelaku pasar aktif melepas rupiah yang didukung pula oleh intervensi Bank Indonesia. Masuknya pasar oleh bank Indonesia (BI) dengan melepas rupiah dan membeli dolar, sehingga mata uang Indonesia terpuruk, yang merupakan kemerosotan pertama yang sebenarnya terjadi pada Nopember 2010, kata analis First Asia Capital, Irfan Kurniawan di Jakarta.
Nilai tukar rupiah merosot 25 poin menjadi Rp 8.922 - Rp 8.932 per dolar dari sebelumnya Rp 8.897 - Rp 8.997. Irfan Kurniawan mengatakan, faktor utama yang memicu rupiah melemah, karena dolar AS menguat terhadap euro dan yen di pasar global.
Menguatnya dolar karena pelaku pasar masih khawatir dengan ekonomi kawasan Eropa yang masih tak menentu, katanya. Pelaku pasar aktif melepas, juga karena mereka khawatir saham-saham di Wall Street akan terus melemah, karena isu bahwa China akan menaikkan suku bunga.
Upaya China itu antara lain untuk menekan laju inflasi yang terus meningkat. Meski demikian, menurut dia rupiah masih tetap memiliki peluang untuk naik, karena pasar domestik masih menjanjikan 'gain' yang lebih baik.
Apalagi pertumbuhan ekonomi nasional diperkirakan bisa tumbuh di atas 6,5 persen, ujarnya. Ia mengatakan, kondisi ini akan mendorong rupiah kembali membaik, meski saat ini terpuruk hingga berada di atas level Rp8.900 per dolar. "Kami optimis rupiah masih berpeluang naik lagi," ujarnya.