Sabtu 06 Nov 2010 08:56 WIB

Menteri Keuangan Jerman 'Serang' Fed AS

REPUBLIKA.CO.ID,BERLIN--Menteri Keuangan Jerman telah melancarkan serangan sengit terhadap Federal Reserve Amerika Serikat, dengan mengatakan keputusan untuk memompa lebih banyak uang ke dalam perekonomian akan menciptakan masalah tambahan bagi seluruh dunia. "Saya tidak berpikir bahwa Amerika akan memecahkan masalah mereka dengan ini, dan saya percaya bahwa itu akan menciptakan masalah tambahan bagi dunia," Wolfgang Schaeuble mengatakan di televisi publik ARD Kamis malam.

"Kami akan membahas ini secara kritis dengan teman baik kami Amerika dalam pembicaraan bilateral dan tentu saja di KTT G20 di Korea Selatan minggu depan," katanya. Bank sentral AS pekan ini mengatakan pihaknya merencanakan untuk memompa sekitar 600 miliar dolar tambahan ke dalam ekonomi, ekonomi terbesar di dunia untuk meningkatkan pertumbuhan yang lesu dan menurunkan pengangguran dengan membeli surat utang pemerintah.

Strategi, dijuluki pelonggaran kuantitatif, yang bertujuan untuk mendapatkan lebih banyak uang ke kantong perusahaan, konsumen dan pemilik rumah dengan membuat pinjaman lebih murah, tetapi ada kekhawatiran akan memicu inflasi yang merusak. "Saya berharap Amerika berhasil dalam menghadapi masalah besar mereka secara efektif dan cepat, tetapi jika mereka melihat keberhasilan yang Jerman telah raih mereka akan melihat bahwa defisit semakin banyak bukan cara untuk melakukannya."

"Ini juga merupakan kebijakan bersama bahwa semua negara-negara industri secara tegas berkomitmen pada KTT G20 di Toronto awal tahun ini." Dengan perekonomian terbesar di Eropa saat ini menikmati pemulihan yang kuat dari kemerosotan tahun lalu, pemerintah Jerman telah menolak tekanan untuk memangkas pengeluarannya atau menurunkan pajak bagi konsumen dan perusahaan.

Kanselir Angela Merkel juga telah menekan Uni Eropa untuk mengadopsi hukuman lebih keras terhadap negara-negara anggota dengan defisit tinggi setelah masalah utang Yunani mendorong zona euro kepada kejatuhan.

sumber : ant/AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement