REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Jumat (29/10) pagi, masih stabil pada Rp 8.930, meski dolar AS di pasar global merosot. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menjadi Rp 8.930 - Rp 8.940 dibanding penutupan hari sebelumnya Rp 8.932 - Rp 8.942 atau naik dua poin.
Kepala Treasury PT OCBC NISP Suriyanto Chang di Jakarta, mengatakan, rupiah seharusnya bisa bergerak naik lebih besar karena pelaku pasar pada perdagangan Jumat pagi cenderung hati-hati.Pelaku masih memperhatikan pembahasan dari rencana Amerika Serikat mengenai paket stimulus yang kembali menghangat, katanya.
Meningkatnya pembahasan paket stimulus itu, lanjut dia, mengakibatkan pelaku pasar khususnya asing cenderung menahan diri belum aktif bermain di pasar. Akibat kurang aktifnya pelaku bermain di pasar aktifitas agak melesu, namun rupiah masih dapat bergerak naik tipis, ucapnya.
Kondisi pasar eksternal, menurut dia, juga kurang aktif sehingga perdagangan saham-saham di Wall Street tak menentu mengakibatkan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia melesu, sehingga indeks harga saham gabungan terkoreksi. Hal ini juga menimbulkan tekanan negatif terhadap dolar AS yang mengalami penurunan terhadap euro dan yen di pasar global.
Euro terhadap dolar AS naik menjadi 1,39,29 dari sebelumnya 1,3767 dan Greenback terhadap yen menjadi 80,98 dari 81,75 yen. Menurut dia, rupiah masih akan bergerak naik lagi pada Jumat siang, karena faktor positif pasar akan terus membaik. Hal ini disebabkan faktor fundamental ekonomi makro Indonesia yang makin kuat dan minat asing yang terus bermain di pasar uang dan saham, ucapnya.