Rabu 27 Oct 2010 03:41 WIB

Analis: Rendahnya Harga Saham IPO KS Strategi Underwriter

Rep: Shally Pristine / Red: Budi Raharjo
Ilustrasi
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Analis memandang, rendahnya harga penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) PT Krakatau Steel (KS) merupakan strategi penjamin emisi atau underwiter. Pemerintah menetapkan saham BUMN baja itu dilepas seharga Rp 850 per lembar.

Sementara, penjamin emisi yang ditunjuk adalah PT Bahana Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas, dan PT Danareksa Sekuritas. Vice President Research Valbury Asia Securities, Nico Omer Jonckheere, mengatakan ada dua strategi penjamin emisi yang terlihat dari rendahnya harga saham per lembar.

Pertama, untuk mengakomodasi permintaan dari pemodal asing. Investor asing ini berniat melakukan investasi jangka panjang di KS. "Lagi pula rasio PE (price to earning atau perbandingan harga terhadap laba) perusahaan baja cenderung rendah, di atas Rp 1.000 per lembar itu terlalu tinggi," kata dia ketika dihubungi Republika, Selasa (26/10).

Dia mencontohkan, rasio PE Baoshan Iron and Steel sebesar 9,3 kali, Hyundai Steel sebesar 8,64 kali, Pohang Steel and Iron Company (Posco) sebesar 12,65 kali dan Arcellor Mittal sebesar 11,82 kali. Dengan harga Rp 850 per lembar saham, kisaran rasio PE KS berada di interval 5-7,27 kali. Jika dilepas di atas Rp 1.000 per lembar, rasio PE KS bisa lebih dari 15 kali.

Alasan kedua, kata dia, penjamin emisi menetapkan harga yang rendah untuk mengantisipasi kemungkinan saham terkoreksi mendalam pada hari pertama pencatatan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hal ini bisa berdampak buruk kepada kinerja saham korporasi tersebut ke depan. "Saat dicatatkan 8 November nanti, kita tidak tahu kondisi saat itu. Apa lagi saham KS temasuk blue chip jadi menunjukkan performa bursa Indonesia," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement