REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Rabu sore, turun tipis lima poin menjadi Rp 8.930-Rp 8.940 dibanding sebelumnya Rp 8.925-Rp 8.935, karena pelaku masih melepas rupiah.
Equity Head PT First Asia Capital, Irfan Kurniawan di Jakarta, mengatakan, pelaku pasar masih melepas rupiah meski aksi demo berjalan tenang dan lancar. Pelaku pasar masih khawatir dengan aksi unjuk rasa sehingga lebih cenderung melepasnya ketimbang membeli rupiah, ucapnya.
Namun, lanjut dia, aksi lepas rupiah oleh pelaku makin kecil dibanding perdagangan pada Rabu pagi yang menekan rupiah merosot 13 poin. Menurut dia, tekanan pasar terhadap rupiah makin berkurang, apalagi Bank Dunia menyatakan, ekonomi Indonesia akan dapat tumbuh lebih besar asalkan pemerintah segera dapat menggerakkan sektor riil. "Sektor riil cenderung hampir tidak bergerak, karena sektor keuangan tidak menyentuhnya," katanya.
Ia menambahkan, penyerapan dana anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) masih belum berjalan dengan optimal. "Kami optimistis apabila pemerintah dapat memanfaatkan dana itu dengan baik peluang ekonomi tumbuh lebih besar akan didapat dicapainya," katanya.
Rupiah sebelumnya sempat mencapai Rp 8.905 per dolar, akibat dana asing yang masuk ke pasar saham dan uang terus meningkat. Namun posisi rupiah di level tersebut tidak bertahan lama, karena pelaku pasar melakukan aksi lepas untuk mencari untung, katanya.
Meski demikian, lanjut dia, peluang rupiah untuk kembali menguat mendekati level Rp 8.900 per dolar masih cukup besar, karena minat pelaku asing masih besar untuk bermain di pasar domestik. "Kami memperkirakan rupiah akan dapat mencapai level Rp 8.900 per dolar namun memerlukan waktu yang cukup lama," ucapnya.