REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Tingginya curah hujan selama tahun ini menurunkan produksi gula hingga 20 persen. Akibatnya, harga lelang gula di tingkat petani naik hingga 30 persen dari patokan yang ditetapkan pemerintah.
Direktur Perencanaan dan Pengembangan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI, Suyitno, mengatakan, kenaikan harga lelang mengikuti prinsip ekonomi dasar karena rendahnya penawaran. "Kalau produksi turun, harga lelang naik," katanya ketika ditemui usai jumpa pers penyaluran subsidi mesin pabrik gula (PG) di kantor Kementerian Perindustrian, Senin (11/10).
Menurut dia, kenaikan harga lelang gula tak hanya terjadi di PG milik PTPN XI. Sepengetahuannya, tingkat harga lelang di sebagian besar PG telah mencapai Rp 9.200 per kg. Padahal pemerintah sudah menetapkan Harga Patokan Petani (HPP) Gula Kristal Putih (GKP) sebesar Rp 6.350 per kg. "Kan harga patokan itu dibuat sebelum lelang," ucapnya.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag), Subagyo mempertanyakan tingginya harga lelang gula oleh petani mengingat pemerintah sudah menetapkan HPP sebagai acuan. Menurutnya, pemerintah sudah menghitung untung petani sebesar 10 persen ketika menentukan (HPP).
Mengingat tingginya harga, Subagyo mengaku akan melakukan dialog dengan petani dan PG. Karena, dengan tingkat harga yang demikian, bisa menyebabkan harga gula sampai ke konsumen dengan harga Rp 11 ribu per kg. "Kita akan lihat apa yang membuat harga seperti itu. Kalau tidak ada hal-hal yang menyebabkan itu, hanya mencari keuntungan, nanti kita ajak bicara," ucapnya.
Menanggapi hal itu, Suyitno mengatakan, harga pasar sangat terpengaruh dengan situasi, misalnya musim hujan seperti saat ini. "Kita selalu kontak dengan Kemendag," ujarnya pendek.